Distributor ponsel itu selama ini menjadi rekanan Xiaomi dalam memboyong produk-produknya ke Indonesia.
Erajaya sendiri telah berinvestasi ke PT Satnusa di Batam. Pabrik perakitan ponsel tersebut digandeng Erajaya sebagai pintu masuk vendor global yang enggan membangun pabrik di Indonesia.
Pada 3 November 2016 atau sehari sebelum Redmi 3S muncul di situs Kominfo, Erajaya mengatakan dua vendor global bakal memenuhi TKDN lewat fasilitas di Satnusa.
Namun, Erajaya masih enggan memastikan apakah Xiaomi merupakan salah satu dari dua vendor global yang dimaksud.
Diketahui, produk 4G terakhir yang dibawa Erajaya adalah Mi 4i keluaran 2015 lalu. Seri-seri yang lebih baru seperti Mi Note Pro dan Mi 5 Pro belum tersedia secara resmi.
Hal ini berimplikasi pada beberapa hal. Selain ketidak puasan Mi Fans, juga maraknya pemasaran produk Xiaomi ilegal alias black market (BM).
Berdasarkan survei lapangan ke beberapa pusat perbelanjaan perangkat elektronik seperti ITC Ambassador dan ITC Roxy, beberapa pedagang menyediakan lini-lini Xiaomi yang belum masuk secara resmi.
(Fatimah Kartini Bohang/kompas.com)