Sebut saja beberapa perangkat yang bisa dibilang "vlog ready" seperti Oppo F1s, Vivo V5, LG G5, Samsung Galaxy S7, iPhone 6 ke atas, dan flagship lainnya yang berseliweran di pasaran.
Netizen tak perlu mengeluarkan modal mahal untuk membeli kamera demi menjadi vlogger.
Cukup menggunakan smartphone, netizen bisa mengabadikan momen apa saja untuk dikaryakan dan dimonetisasi lewat platform berbagi video YouTube.
Vlogger kini tak ubahnya pekerjaan profesional dengan pendapatan relatif tinggi, sesuai dengan banyaknya subscribers dan views. Para pengiklan kerap mengajak vlogger tenar untuk bekerja sama melakukan kampanye pemasaran produk.
Lama-kelamaan, peran vlogger bisa dibilang serupa dengan artis di layar kaca.
Bedanya, vlogger tak perlu didistribusikan lewat manajemen artis karena mekanisme kerjanya individualis dan mandiri.
Selain jurusan vlog, aplikasi, dan animasi, Jokowi juga berharap SMK bisa menyediakan jurusan retail untuk toko online (e-commerce). Lagi-lagi, hal ini merujuk pada tren global.
"Kalau ada jurusan online store kita bisa mendidik anak-anak kita untuk membangun sebuah platform. Bagaimana Alibaba bisa membangun sebuah logistic platform dan retail platform yg sangat besar sekali dengan ratusan juta pengunjung seperti itu," ia menjelaskan.