TRIBUNNEWS.COM - Samsung sedang kurang beruntung untuk masalah baterai.
Setelah selesai menangani penyelidikan mudah terbakarnya baterai Galaxy Note 7, sekarang justru pabrik baterai milik Samsung yang terbakar.
Kebakaran tersebut terjadi di pabrik milik Samsung SDI, anak usaha yang bergerak di bidang pengembangan dan produksi baterai. Pabrik tersebut berlokasi di Tianjin, China.
Sebagaimana dilansir dari Phone Arena, Kamis (9/2/2017), pemadam kebakaran cabang Tianjin mengatakan sampai menurunkan 110 petugas dan 19 truk untuk memadamkan api yang berkobar.
Untungnya, kebakaran ini tidak parah. Kebakaran terpantau tidak terlalu besar. Pun tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.
Hasil penyelidikan mengungkapkan bahwa penyebab kebakaran itu adalah sampah baterai lithium yang dibuang bersama dengan limbah-limbah lainnya. Jadi bukan disebabkan oleh baterai lithium baru yang sedang diproduksi.
Kebakaran itu juga tidak menimbulkan dampak yang terlalu berarti. Operasional pabrik tidak terganggu.
Juru bicara Samsung SDI, Shin Yong-doo, mengatakan bahwa pekerjaan-pekerjaan di pabrik masih bisa berjalan normal seperti biasanya.
Oleh karena itu, peristiwa tersebut tampaknya tidak sampai membuat Samsung harus menunda peluncuran Galaxy S8, smartphone terbarunya. Samsung SDI sendiri memang masih dipercaya untuk memproduksi baterai Galaxy S8.
Sekadar diketahui, fasilitas produksi tersebut merupakan satu dari lima pabrik utama yang menghasilkan baterai untuk ponsel dan perangkat genggam berukuran kecil.
Pabrik ini juga merupakan salah satu pemasok baterai lithium untuk Galaxy Note 7, ponsel yang sempat mengalami masalah karena menimbulkan ledakan dan kebakaran.
(Yoga Hastyadi Widiartanto/kompas.com)