TRIBUNNEWS.COM - Pencurian kertas tisu di toilet rupanya sedang merajalela di China.
Begitu parahnya sehingga pihak otoritas di ibu kota Beijing dilaporkan mengambil langkah pencegahan dengan memanfaatkan teknologi biometrik.
Caranya adalah dengan mengunci dispenser tisu dengan kamera yang mampu mengenali wajah.
Pengujung toilet baru bisa mengambil tisu setelah wajahnya dipindai oleh kamera di alat ini selama tiga detik.
Itupun panjangnya dibatasi hanya sekitar 60 cm untuk tiap orang. Tiap orang hanya bisa mengambil tisu sekali dalam 9 menit.
Alat tersebut baru dipasang di salah satu toilet publik di Temple of Heaven Park. Harganya cukup mahal lantaran memakai teknologi canggih, mencapai kisaran 750 dollar AS atau hampir Rp 10 juta per unit.
Lei Zhenshan, marketing director perusahaan Shoulian Zhineng yang merancang mesin itu, mengatakan pihaknya memiliki banyak opsi pengenalan biometrik untuk mengendalikan konsumsi tisu oleh pengunjung toilet.
“Kami memilih teknologi pengenal wajah karena itu merupakan cara paling higienis,” kata Lei, seperti dirangkum dari The New York Times, Rabu (22/3/2017).
Sebelumnya, alat yang bersangkutan sudah diujicoba di stadium Bird’s Nest di Beijing. Rencananya ia akan dipasang di lebih banyak toilet di kemudian waktu.
Pembatasan tisu di toilet Temple of Heaven Park mengundang kritik dari sebagian warga yang merasa tak mendapatkan tisu yang cukup.
“Lembarannya terlalu pendek,” keluh Wang Jianquan, seorang warga pensiunan.
Di China, pihak otoritas pusing memikirkan cara mengendalikan konsumsi tisu di toilet publik yang dinilai berlebihan. Sebagian besar toilet di kota-kota seperti Qingdao dan Shanghai, misalnya, diketahui tidak menyediakan tisu toilet karena alasan ini.
(Oik Yusuf/kompas.com)