TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wantedly selama ini dikenal sebagai salah satu platform jejaring sosial untuk rekrutmen tenaga kerja terbesar di Jepang.
Platform ini kini merambah Indonesia dengan serangkaian layanan perekrutan yang dapat diakses dengan mudah oleh para pencari kerja maupun perusahaan yang mencari kandidat karyawan terbaik di Indonesia.
Melalui platform online ini, para pencari kerja dapat dengan mudah menemukan informasi mengenai perusahaan yang memiliki semangat dan visi yang sesuai dengan aspirasi mereka.
Data yang dirilis Boston Consulting Group dan Recruit Works Institute tentang Tren Pencari Kerja Global menunjukkan, 44 persen pencari kerja percaya situs lowongan kerja dan jejaring sosial merupakan kanal yang paling efektif dan efisien untuk melakukan pencarian kerja.
Selain itu, referensi dari teman, kenalan ataupun keluarga juga masih menjadi pertimbangan utama mereka.
Berbeda dengan jejaring sosial untuk profesional lainnya yang sudah lebih dulu ada, Wantedly mencoba mengkombinasikan platform lowongan kerja dengan media sosial.
Dengan teknologi one-click sharing, karyawan perusahaan dapat berpartisipasi dalam kegiatan perekrutan dengan menyebarkan lowongan kerja ke beberapa jejaring sosial sekaligus secara instan agar terekspos kepada passive talent yang jarang aktif di situs lowongan kerja tradisional.
Wantedly mensimulasikan proses pencarian kerja seperti halnya proses pencarian pasangan di mana baik para pencari kerja maupun perusahaan perlu melakukan langkah-langkah pendekatan untuk menemukan persamaan dan kecocokan sebelum akhirnya membuat keputusan jangka panjang.
Lius Widjaja, Country Head Indonesia Wantedly mengatakan, berbeda dengan situs lowongan
pekerjaan lainnya yang berusaha menarik kandidat dengan iming-iming gaji dan tunjangan,
Wantedly mengambil pendekatan yang berbeda terhadap perekrutan.
"Posting dari perusahaan di platform kami akan lebih berfokus pada penjelasan mengenai budaya kerja serta visi mereka sehingga dapat menarik calon kandidat yang memiliki pemikiran yang sejalan,” kata dia.
"Bicara tentang talent pool di Indonesia, kami melihat bahwa hanya ada 25% populasi talent pool di platform lowongan kerja tradisional. Sedangkan 75% talent pool adalah passive job seeker yang tidak aktif di platform pencarian kerja namun aktif di berbagai sosial media," imbuhnya.
Mereka adalah orang-orang yang telah memiliki pekerjaan namun sebetulnya terbuka untuk kesempatan kerja yang lebih baik.
Wantedly yang mengintegrasikan platform lowongan kerja dengan sosial media memberikan solusi bagi perusahaan untuk memudahkan menjangkau kandidat-kandidat ini.
Sebelum masuk ke Indonesia, Wantedly telah berekspansi di Singapura. Wantedly saat ini menjalin kerja sama dengan 20.000 perusahaan dengan lebih dari 1,2 juta pengunjung aktif setiap bulannya.