TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Serangan siber yang melanda 125.000 sistem komputer di seluruh dunia pada Jumat (12/05) lalu, bisa terjadi lagi dalam waktu dekat, kata sejumlah pakar keamanan teknologi internet.
Salah seorang pakar asal Inggris dengan julukan 'MalwareTech' memprediksi serangan yang dimaksud "amat mungkin terjadi lagi pada hari ini, Senin (15/5/2017).
'MalwareTech' dianggap sebagai 'pahlawan tak sengaja' setelah membeli sebuah domain di internet seharga 8 Poundsterling atau Rp137.000 untuk melacak penyebaran virus tersebut. Tanpa disangka, langkah itu justru menghentikan penyebaran virus.
"Sangat penting bagi masyarakat untuk menambal sistem mereka sekarang. Kita berhasil menghentikan yang ini, tapi akan ada yang lain dan tidak bisa kita hentikan. Tiada alasan bagi mereka untuk berhenti," sebutnya kepada BBC.
Baca: Serangan Ransomware WannaCry Bukan Virus Sembarangan, Jangan Remehkan
"Mereka tidak perlu banyak upaya, ubah kode dan mulai lagi dari awal. Jadi ada kemungkinan mereka akan melakukannya lagi..mungkin tidak pada akhir pekan ini, tapi amat mungkin pada Senin pagi," lanjutnya.
Darien Huss, peneliti keamanan teknologi internet dari perusahaan Proofpoint, mengamini pandangan 'MalwareTech'.
"Saya sangat yakin, dengan tingginya perhatian media terhadap insiden ini, mungkin sudah ada orang-orang yang berupaya memakai cara-cara penyebaran," ujarnya.
Minta dana tebusan
Virus Wannacry adalah ransomware atau malware yang menyerang komputer dengan cara mengunci komputer korban atau meng-encrypt semua file sehingga tidak bisa diakses kembali.
Dilaporkan, kelompok peretas meminta dana tebusan agar file file yang dibajak dengan enkripsi bisa dikembalikan dalam keadaan normal lagi.
Baca: Ransomware, Kemkominfo: Jangan Sembarangan Main Internet
Para ahli menyebutkan dana tembusan yang diminta adalah dengan pembayaran bitcoin yang setara dengan US$300 dan Wannacry memberikan alamat bitcoin untuk pembayarannya.