TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - "Masyarakat itu jangan dibikin pusing, jangan dibikin susah. Bagi masyarakat, tidak peduli net talk MLM-nya seperti apa, bagi masyarakat yang paling penting biasanya telepon per menit berapa?"
Begitulah kata Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara mengenai penentuan tarif data dalam diskusi publik "Polemik Tarif Data" yang digelar di Djakarta Theater XXI, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (16/5/2017).
Rudiantara menjelaskan lebih lanjut, bahwa dalam menentukan tarif data, harus memperhatikan pola pikir yang ada di masyarakat. Ia mencontohkan, bahwa masyarakat yang biasa melakukan telepon, memperhatikan tarif permenit.
Oleh sebab itu tarif ideal harus memperhatikan kebiasaan masyarakat yang sebetulnya tidak terlalu sulit untuk diketahui tersebut.
Namun, menurutnya, seharusnya tarif mobile data bisa lebih rendah dari tarif pulsa telepon permenit, karena mobile data jauh lebih efisien.
"Saya ambil angka aja yah, empat ratus atau lima ratus (Rupiah). Ya udah, sekarang masyarakat melihatnya kalau pakai data empat ratus, lima ratus. Selama ngga lebih dari empat ratus, lima ratus, ya sudah gitu loh. Kalau bisa lebih rendah, lebih rendah," jelas Rudiantara.
Rudiantara juga menjelaskan, bahwa dalam penentuan tarif mobile data, pemerintah akan memperhatikan daya beli masyarakat dan bisnis operator data.
Sebagaimana diketahui, komunikasi digital saat ini data merupakan media yang paling banyak digunakan untuk melakukan komunikasi jarak jauh, dibandingkan telepon dan SMS. Di samping biayanya yang murah, teknologi yang canggih juga menjadi daya tarik dari media data.(*)