TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Untuk mendorong akselerasi transformasi digital perusahaan di Indonesia, telkomtelstra menggelar serangkaian kegiatan Digital Transformation (DITA) Journey 2018 dimana akan ada 4 (empat) kali penyelenggaraan DITA telkomtelstra selama tahun 2018.
Agus F. Abdillah, Chief Product and Synergy Officer telkomtelstra menjelaskan bahwa seri pertama dari DITA telkomtelstra 2018, membahas mengenai “Menjawab tantangan bisnis melalui penerapan solusi Cloud di Indonesia“ yang menyoroti bahwa teknologi cloud merupakan salah satu fondasi dari percepatan transformasi digital saat ini dan masa yang akan datang untuk mengejar efisiensi dan perubahan tren dunia bisnis.
“Perusahaan Indonesia yang telah beralih ke solusi cloud sebagian besar melakukannya untuk meminimalisasi biaya operasional perusahaan dan mendapatkan keleluasaan dalam mengadopsi teknologi terbaru untuk optimalisasi bisnis tanpa harus mengeluarkan investasi besar untuk membeli perangkat keras baru,” katanya dalam keterangan persnya, Rabu (28/3/2018).
Data IDC Research menunjukkan bahwa operasi bisnis dan keterlibatan yang didorong oleh data serta informasi sebagai keunggulan kompetitif menjadi prioritas utama bagi para perusahaan di tahun 2018 dengan transformasi informasi dan transformasi model operasi sebagai tujuan utama transformasi digital tahun 2018. Dimana hal ini sejalan dengan penyelenggaraan DITA telkomtelstra 2018.
Untuk memungkinkan terjadinya transformasi digital, IDC melihat bahwa di tahun 2021 belanja perusahaan baik untuk layanan cloud maupun perangkat dan layanan pendukung cloud akan mencapai US$ 266 juta.
Berbagai data ini menunjukkan transformasi digital, percepatan kegiatan bisnis, proses bisnis, kompetensi dan model usaha dengan inovasi cloud yang tepat menawarkan keuntungan-keuntungan yang sangat berpengaruh bagi bisnis saat perusahaan mulai bertransformasi.
Agus mengatakan bahwa perusahaan yang memiliki strategi dan implementasi terbatas untuk teknologi cloud mungkin menemukan diri mereka tidak dapat memenuhi permintaan pasar dalam jangka panjang. Sebaliknya, perusahaan yang mengadopsi strategi terdepan seperti implementasi Hybrid Cloud mampu mendapatkan keuntungan penuh dari teknologi cloud, baik private maupun public cloud.
Hybrid Cloud memungkinkan perusahaan untuk menjalankan workload mereka baik di public maupun pada private cloud secara tersinkronisasi. Berbagai layanan telah terbukti dapat dijalankan pada arsitektur Azure antara lain virtual desktop Citrix, SAP HANA, dan beragam aplikasi berbasis web seperti paperless office.
Dengan mengkombinasikan Azure Public dan Azure Stack, strategi Hybrid Cloud dapat dioperasikan dengan seamless dan terstandarisasi.