TRIBUNNEWS.COM - Selain pembayaran ongkos perjalanan, aplikasi layanan ride hailing biasanya juga menyediakan opsi untuk memberikan uang tip ke pengemudi.
Nah, soal urusan tip ini, Lyft, sebuah penyedia ride hailing kompetitor Uber di Amerka Serikat, pekan ini mengumumkan jumlah tip yang diberikan oleh penumpang ke para mitra pengemudinya telah menembus kisaran 500 juta dollar AS, atau lebih dari Rp 6,8 triliun sepanjang 5 tahun.
Angka 100 juta dollar AS pertama terkumpul dengan lambat selama periode pertama. Namun belakangan, jumlah uang tip yang diberikan makin banyak.
Sebanyak 100 juta dollar AS uang tip terakhir terkumpul dalam masa hanya empat bulan.
Menurut keterangan Lyft, jumlah tip yang diberikan ke pengemudi naik 8 persen pada 2017 jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Kemungkinan hal ini disebabkan oleh pembaruan aplikasi yang membuat pemberian tip lebih fleksibel.
Baca: Rhenald Kasali Ingatkan Tarif Transportasi Online Jangan Matikan Pesaing
Lyft telah menawarkan opsi memberikan tip pada pengemudi sejak 5 tahun lalu. Untuk menghindari salah ketik, jumlah tip dibatasi maksimal 50 dollar AS atau 200 persen biaya perjalanan, tergantung mana yang lebih rendah.
Arti Ala Hadiniyah Walikulli Niyyatin Sholihah, Doa untuk Segala Niat Baik Berikut Contoh Kalimatnya
Kunci Jawaban Tebak Kata Shopee Mode Reguler Level 1581 1582 1583 1584 1585 1586 1587 1588 1589 1590
Sebagaimana dirangkum dari Cnet, Selasa (17/4/2018), dibandingkan Uber yang menjadi saingan beratnya, Lyft masih terhitung perusahaan kecil.
Perusahaan ini baru beroperasi di AS dan Kanada. Nilai valuasinya 11,5 miliar dollar AS.
Sementara, Uber beroperasi di 450 kota yang tersebar di beberapa negara. Valuasinya pun lebih tinggi, di angka 68 miliar dollar AS.
Kendati demikian, Lyft konsisten tumbuh, sementara Uber terjegal berbagai macam masalah. Terakhir, Uber lempar handuk di kawasan Asia Tenggara dan menyerahkan bisnisnya ke Grab yang dulu menjadi kompetitor.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pesaing Uber Kumpulkan Uang Tip Rp 6,8 Triliun"