Laporan Reporter Kontan, Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Grup holding raksasa asal China yaitu Alibaba Group tengah mencari ide gila untuk mengubah perayaan belanja hari lajang tahunan menjadi fenomena global.
Sebuah artikel yang dimuat Reuters mengabarkan, minggu ini raksasa internet China tersebut memang sedang mendongkrak tingkat penjualan dari Lazada, pusat perbelanjaan online yang sahamnya mereka miliki.
Lazada juga menjadi salah satu peritel web tebesar di Asia Tenggara, disebut-sebut Lazada menjadi bagian penting dari rencana Alibaba untuk mendorong pertumbuhan, yaitu bukan hanya menjual barang yang ada di mall melalui internet tapi juga toko swalayan dan pengiriman makanan.
Tantangan bagi kerajaan online milyuner milik Jack Ma adalah untuk memecahkan rekor transaksi penjualan tahun lalu. Sebabnya, selama satu dekade Alibaba selalu berhasil melampaui hasil di tahun sebellumnya.
Dengan adanya sentimen dari perang dagang, mulai membaiknya ekonomi saat ini, Alibaba pun harus gesit dalam mendorong bisnisnya.
Baca: Didiskon Sampai 40 Persen, Lazada dan TCL Kembali Gelar Shopping Festival 11.11 Besok
Belum lagi sengitnya tantangan dari platform serupa yang lebih kecil seperti JD.com Inc dan Pinduoduo Inc. Alibaba kini tengah mencoba menambah mesin pertumbuhan baru.
Perayaan hari belanja online terbesar pada 11 November mendatang yang didigadang-gadang pun bisa menjadi titik balik bagi Alibaba Group, bukan cuma itu bahkan perayaan tersebut juga bakal memberikan pengaruh pada negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut.
Baca: Enam Produk Perawatan Kendaraan Genuine Ini Bikin Mobil Mitsubishi Selalu Oke dan Kinclong
"Hari Jomblo kini telah menjadi tahapan bagi Alibaba untuk memamerkan kemampuannya di semua platform-nya," ujar Daniel Zhang, CEO Alibaba Group dalam konferensi pers di Beijing.
Daniel Zhang merupakan orang yang akan mengambil alih posisi top di perusahaan setelah Jack Ma dikabarkan akan mundur sebagai Executive Chairman tahun depan.
Zhang juga merupakan orang yang pertama memunculkan ide mengubah Hari Jomblo menjadi pesta peraayaan belanja online pada satu dekade lalu.
Baca: Pelesir Musim Gugur Danau Ashinoko di Taman Nasional Hutan Hakone, Perfektur Kanagawa
Sekarang bazar besar-besaran yang dilakukan secara online ini akan menjadi yang terakhir sebelum Jack Ma mundur dari jabatannya.
Zhang perlu membuktikan diri bahwa Ia mampu untuk meneruskan warisan Jack Ma. "Kami pikir 1 miliar paket akan menjadi acara harian di masa depan," katanya.
Lebih dari setengah miliar orang diproyeksikan akan mengunjungin situs alias laman Alibaba untuk mencari pengering rambut, susu formula bayi hingga tas Gucci.
Reuters menyebutkan, Alibaba juga sebelumnya telah mampu mencatat pertumbuhan signifikan selama hampir satu dekade, termasuk lompatan 39% dalam penjualan tahun lalu menjadi CNY 168 miliar atau setara US$ 24,2 miliar.
Namun, ada beberapa ketidakpastian untuk tahun ini, salah satunya karena faktor perlambatan ekonomi, deflasi real estate dan ketegangan perdagangan AS yang bisa berdampak pada konsumsi China.
Pertumbuhan penjualan ritel online secara global juga melambat menjadi 24% atau turun 12 basis poin pada kuartal II 2018 menurut Biro Statistik Nasional.
Pembuat kebijakan pun berusaha membuat banyak perubahan, termasuk penguarangan pajak penghasilan dan tarif atas barang.
Hal itu menunjukan pengeluaran konsumsi diprediksi bakal meningkat dalam beberapa bulan mendatang. Hanya perlu menanti data dari perayaan "Hari Jomblo" untuk memproyeksi ke depan akan seperti apa.