TRIBUNNEWS.COM - Penanganan bencana tsunami yang menerjang pantai di Selat Sunda, khususnya di daerah Pandenglang, Lampung Selatan dan Serang terus bertambah.
Hingga Minggu (23/12/2018) pukul 10.00 WIB, data sementara jumlah korban dari bencana tsunami di Selat Sunda tercatat 62 orang meninggal dunia, 584 orang luka-luka dan 20 orang hilang.
Kerugian fisik akibat tsunami tersebut, meliputi 430 unit rumah rusak berat, 9 unit hotel rusak berat, 10 kapal rusak berat dan puluhan rusak.
Atas kejadian tersebut Facebook pun sigap menyertakan informasi bencana di fitur Crisis Response dan Safety Check.
Fitur ini digunakan pengguna yang berada di sekitar wilayah terdampak bencana untuk memberikan informasi terkini pada area tersebut.
Baca: Unggahan Terakhir Bani Seventeen yang Jadi Korban Tsunami Banten, Foto Berdua dengan Putrinya
Teman yang terhubung lewat Facebook juga bisa memantau lewat halaman Crisis Response.
Untuk mengaksesnya, pengguna bisa login ke Facebook, lalu di halaman utama klik "See More" di sebelah kiri deretan menu.
Setelah dibeberkan beberapa menu lainnya, pilih "Crisis Response".
Di halaman ini, pengguna bisa melihat beberapa bencana terkini, termasuk bencana tsunami yang melanda Banten malam tadi.
Setelah tiba di halaman Crisis Response, pilih postingan "The Tsunami near Sunda Strait, Indonesia".
Baca: VIDEO Band Seventeen Diterjang Tsunami di Banten, Ombak Datang dari Backstage, Ifan Seventeen Teriak
Di situ akan tampil halaman beranda Crisis Response tsunami Banten.
Di sini, pengguna bisa melihat informasi dan fakta terkini dari beberapa situs berita daring terkait bencana tsunami Banten, sekaligus rangkuman bencana.
Safety check Selain berita, facebook juga mengaktifkan Safety Check.
Pengguna Facebook yang berada di lokasi sekitar Banten dan Anyer akan menerima notifikasi apakah mereka aman dari bencana tsunami atau tidak.
Update kondisi itu ditampilkan di fitur "Friends in Area" di menu Crisis Response.
Fitur ini berguna untuk mengetahui apakah kerabat pengguna di Facebook yang berada di area bencana selamat atau tidak, berdasarkan lokasi.
Jika pengguna ingin menanyakan keadaan kepada temannya yang ada di daerah tersebut, klik tombol "Ask if Safe" dan nantinya akan disampaikan ke kerabat tersebut lewat notifikasi.
Baca: Video Kondisi Pantai Anyer Pasca-Tsunami, Puing-Puing Bangunan Berserakkan
Ada pula menu "Support" untuk menggalang bantuan sesama pengguna Facebook mulai dari kebutuhan pokok, seperti makanan dan pakaian, hingga tempat tinggal.
Sebelumnya, Facebook sendiri sudah kembangkan fitur serupa yakni Safety Check.
Fitur ini memang dikembangkan oleh Facebook sebagai sistem informasi darurat saat terjadi bencana, seperti gempa bumi atau banjir.
Fitur tersebut diperkenalkan untuk pertama kalinya pada tahun 2014.
Kala itu, Facebook menyatakan terinspirasi dengan peristiwa bencana gempa bumi yang menimpa Jepang di tahun 2011.
Sebelumnya BMKG menyatakan bahwa gelombang tinggi yang menerjang pantai di sekitar Selat Sunda adalah tsunami.
Hasil pengamatan menunjukkan tinggi gelombang masing-masing 0.9 meter di Serang pada pukul 21.27 WIB, 0,35 meter di Banten pada pukul 21.33 WIB, 0,36 meter di Kota Agung pada pukul 21.35 WIB, dan 0,28 meter pada pukul 21.53 WIB di Pelabuhan Panjang.
Meski menyatakan tsunami, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rachmat Triyono menyatakan bahwa sebenarnya tidak ada aktivitas seismik di sekitar lokasi gelombang tinggi.
Tsunami kemungkinan disebabkan longsor bawah laut akibat erupsi Gunung Anak Krakatau dan gelombang pasang akibat bulan purnama.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tsunami Banten, Facebook Aktifkan Safety Check"