News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Proses Produksi dengan Robot Kolaboratif Mampu Meningkatkan Produktivitas dan Kualitas Produk

Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Universal Robots, masa depan proses produksi dengan robot kolaboratif

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Universal Robots (UR) membantu Vinacomin Motor Industry Joint Stock Company (VMIC), anak perusahaan Grup Vinacomin yang juga raksasa batu bara dan pertambangan milik pemerintah Vietnam, untuk siap menuju masa depan produksi dengan robot kolaboratif (collaborative robot/cobot).

VMIC, salah satu BUMN pertama yang menggunakan cobot, telah melihat peningkatan produktivitas dua hingga tiga kali lipat, serta membaiknya kualitas produk yang memicu kenaikan pesanan hingga 50 persen.

Darrell Adams, Head of Southeast Asia & Oceania, Universal Robots mengatakan, cobot terus memberi manfaat besar bagi bisnis di Asia Tenggara dalam mengubah proses manufaktur dan tetap kompetitif.

VMIC contohnya, sudah mengotomatisasi proses yang dulu sangat manual, hingga kini bisa menikmati produktivitas tinggi dan kualitas hasil yang lebih baik.

“UR berada di lini depan teknologi cobot. Di Indonesia, UR mempercepat transisi ke produksi yang lebih cerdas dan pertumbuhan berkelanjutan untuk berbagai bisnis," katanya.

Ia mencontohkan JVC Electronics Indonesia (JEIN) misalnya, telah meningkatkan produktivitas, kualitas hasil dan keselamatan pekerja, dengan penghematan biaya tahunan lebih dari 80 ribu dollar AS.

Baca: Konsep Integrasi Sapi-Sawit, Diprediksi Genjot Produktivitas Sapi Potong

Hal ini memicu adopsi teknologi cobot yang lebih besar karena perusahaan menyadari potensi besar otomatisasi.

"Di Indonesia, cobot digunakan di industri otomotif, elektronik, tekstil, farmasi, alas kaki, dan pengolahan makanan,”  kata Adams.

Adopsi robot mulai menguat di Indonesia. Menurut International Federation of Robotics, Indonesia menempati peringkat ke-26 dunia untuk penggunaan robot operasional.

Tahun lalu, Indonesia mendaftarkan 8.655 robot, naik 9 persen dari sebelumnya 7.913 unit pada 2017. Industri otomotif menjadi pengguna terbesar di Indonesia, dengan mencatat pembelian robot mencapai 29 persen dari seluruh transaksi pada 2018, diikuti industri elektronik sebesar 12 persen[1].

Umumnya, Indonesia lebih lambat dalam mengadopsi otomatisasi dan teknologi baru dibandingkan negara-negara tetangga. Menurut A.T. Kearney, Indonesia agak tertinggal ketimbang negara-negara seperti Singapura, Thailand dan Malaysia dalam implementasi Industri 4.0.

Cobot UR10 diimplementasikan di VMIC

Proses manual mendominasi pekerjaan di VMIC yang memproduksi suku cadang kendaraan pertambangan.

Ketergantungan pada buruh ini berujung pada produktivitas rendah dan kualitas yang tidak konsisten. Jumlah dan pesanan pelanggan rendah sehingga mempengaruhi pendapatan pekerja. Saat menyadari pentingnya otomatisasi, perusahaan mengerahkan dua cobot UR10 untuk melakukan dua tugas; pick and place serta merawat mesin.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini