”Petani sangat memungkinkan untuk mendapatkan bantuan pendanaan untuk meningkatkan usahanya. Ini proyek yang sedang perusahaan kami lakukan bersama dengan fintech di Indonesia, untuk memberikan bantuan pendanaan kepada petani. Karena saya meyakini, membantu petani mendapatkan bantuan pinjaman dana, akan ikut meningkatkan kesejahteraannya,” tutur Dong.
Dengan improvisasi yang luas kepada bisnis pendanaan berbasis teknologi ini, fintech terangnya juga bisa merambah pada segmentasi business to business (B2B).
Walaupun, saat ini klien yang ditangani perusahaannya mayoritas adalah perusahaan fintech, yang bergerak pada segmentasi business to consumer (B2C).
Baca: Presiden Jokowi Ingin Fintech Tumbuh dan Berkembang
”Saya rasa, ada beberapa perusahaan fintech di Indonesia yang sudah cukup besar mengerjakan hal ini (B2B) dengan cukup baik. Artinya, itu sangat baik untuk ekonomi. Dan ini sangat baik untuk ekonomi di Indonesia. Tapi hal ini juga menjadi tantangan kepada kami untuk bisa mengikuti perkembangan pasar,” jelas dia.
Pemerintah dan otoritas secara eksplisit, telah mendukung fintech di Indonesia. Seperti menyeimbangkan antara mitigasi risiko dan membukan ruang inovasi.
Serta, perlu adanya pemahaman terhadap lansekap, ekosistem dan dinamika industri. Untuk itu perlu dilakukan pengembangan pengetahuan, agar inklusi keuangan melalui fintech justru lebih dalam dibandingkan perbankan. Agar potensi inovasi layanan keuangan berbasis teknologi ini kian optimal. (*)