TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Giovanni Umboh, alumni Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Nusa Mandiri Program Studi (Prodi) Sistem Informasi (SI) lulusan tahun 2018, sukses membangun startup Bizhare, sebuah platform equity crowdfunding untuk pendanaan bisnis franchise pertama dan terbesar di Indonesia.
Kini, Bizhare memiliki sekitar 34.000 investor dari seluruh Indonesia.
“Sistem Equilty Crowdfunding adalah sistem investasi gotong royong dimana masyarakat melakukan gotong royong atau patungan untuk menjadi pemilik sebuah usaha tanpa harus terlibat dalam operasionalnya,” ujar Giovanni.
Giovanni menjelaskan, startup ini dia rintis sejak masa kuliah yakni pada tahun 2017.
Ide awal pembentukannya, untuk membantu UKM dalam melakukan ekspansi bisnis mereka, sekaligus juga membantu masyarakat untuk dapat berinvestasi bisnis dengan modal yang kecil.
Giovanni memaparkan motivasinya membuat startup Bizhare. Dari hasil riset yang dia jalankan, dia menemukan data bahwa 40 persen milenialsterlilit hutang karena tuntutan gaya hidup dan hubungan sosial.
Riset yang dia dalam dari beberapa sumber juga mendapati bahwa 44 persen milenial rela berhutang untuk memuaskan hobi travelling, dan 60 persen milenial rela untuk makan atau minum di tempat yang Instagramable.
“Melihat permasalahan tersebut, saya ingin lebih banyak generasi muda Indonesia sadar akan investasi sejak dini untuk mempersiapkan masa depan. Karena itu startup yang ini ditujukan bagi seluruh masyarakat Indonesia pada umumnya dan milenials khususnya,” ungkapnya.
Pemilik akun @giovanni.umboh ini menjelaskan, dalam proses pembuatan startupnya ia menemui beberapa kendala.
Namun dia memiliki jurus menghadapi tantangan tersebut. Kini Giovanni menjabat sebagai Co-Founder & CTO di Bizhare.
Insinyur Perangkat Lunak
Sebelum merintis startup-nya, Giovanni pernah bekerja sebagai insinyur perangkat lunak sejak 2014 dan bekerja pertama kali di perusahaan pengembangan perangkat lunak Indocyber Global Technology dan Emerio.
Keduanya merupakan anak perusahaan raksasa telekomunikasi di Jepang, NTT.
Setelah memutuskan merintis startupnya Ia keluar dari pekerjaan sebelumnya dan fokus merintis startupnya.
Tips Rintis Startup
Giovanni membagikan beberapa tips bagaimana membangun startup bagi pemula, khususnya mahasiswa di kampusnya, STMIK Nusa Mandiri, yang masih merintis startup di bangku kuliah.
“Tentukan ide bisnis startup yang akan dipilih," sarannya. Lalu, cari partner yang mempunyai visi dan misi yang sama.
Tips berikutnya, lakukan riset dan buat business plan, kemudian eksekusi semaksimal mungkin.
Baca: Akusisi 55 Persen Saham Destini, SEM Group Ekspansi Bisnis ke Jerman dan Singapura
"Ukur pencapaian atau traction, dan yang terakhir adalah konsisten,” saran Giovanni.
Ketua Nusa Mandiri Stratup Center (NSC) Siti Nurlela mengaku bangga atas keberhasilan startup Giovanni ini.
“Startup buatan Giovanni ini diharapkan dapat memotivasi rekan-rekan mahasiswa STMIK Nusa Mandiri lainnya agar semangat berkarya, mengembangkan potensi mereka sesuai bakat dan minat masing-masing” ujar Siti Nurlela.
Baca: Banyak Lubang, Jalan Perancis di Tangerang Kini Rusak Parah
Pihaknya berharap, ke depan kami banyak lagi lulusan dari kampusnya yang berkiprah di bisnis digital dan startup di Indonesia dengan ide kreatif dan inovasinya.