Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -Wakil Presiden Ma'ruf Amin menilai masyarakat Indonesia mulai terbiasa bertransaksi secara digital untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Kehadiran uang elektronik yang sesuai prinsip syariah seperti layanan syariah LinkAja diharapkan dapat mendorong inklusi keuangan syariah di Indonesia.
Ma’ruf menyampaikan hal tersebut di acara Perayaan Tahun Baru Islam 1442 H dan Penandatanganan Nota Kesepahaman Layanan Syariah LinkAja di kediaman resmi Wapres, Jalan Diponegoro Nomor 2, Jakarta Pusat, Selasa (25/8/2020).
“Saya harapkan layanan Syariah LinkAja dapat menghadirkan inovasi dan terobosan layanan yang dapat mendukung ekosistem ekonomi Syariah secara luas termasuk industri halal,” kata Ma'ruf Amin.
Si tengah pandemi Covid-19 saat ini, Layanan Syariah LinkAja menurut Ma'ruf harus dapat menjadi bagian dari solusi untuk memutus rantai penyebaran Covid-19 melalui penggunaan uang elektronik.
“Integrasi dengan marketplace dapat dilakukan lebih masif untuk menggerakkan kembali roda ekonomi masyarakat melalui transaksi online yang cepat dan aman,” ujarnya.
Wapres juga meminta selain untuk pembayaran pada fasilitas umum seperti gerbang tol, pom bensin, dan transportasi publik, layanan Syariah LinkAja juga dapat dimanfaatkan oleh komunitas masyarakat.
"Seperti pesantren, organisasi masyarakat muslim seperti Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, dan organisasi massa lainnya, serta lembaga-lembaga amil zakat dan wakaf, sehingga seluruh lapisan masyarakat dapat merasakan manfaatnya," lanjut Ma'ruf.
"Layanan Syariah LinkAja diharapkan bermanfaat secara luas dan tidak bersifat eksklusif yang hanya dimanfaatkan umat muslim saja, tetapi oleh masyarakat secara umum, sehingga dapat mempercepat inklusi keuangan syariah sebagai alat peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat,” pungkasnya.
Sebelumnya, Direktur Utama LinkAja Haryati Lawidjaja, menyatakan optimismenya terkait pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia memang tinggi.
Dia menilai, Indonesia merupakan konsumen besar produk halal di dunia dan pasar untuk produk-produk halal berpotensi menjadi sentra ekonomi syariah global.
Baca: Indeks Literasi Syariah Masih Rendah, Wapres Maruf Amin Minta LinkAja Maksimalkan Peran
Potensi dampak ekonomi dari industri halal terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional bahkan diperkirakan mencapai USD 3,6 miliar.
“Pengembangan literasi gaya hidup halal bahkan memiliki beragam potensi positif lain seperti mendorong peningkatan permintaan domestik atas produk barang dan jasa halal, memotivasi ekspansi produksi barang dan jasa halal dan mendorong peningkatan kinerja, dan meningkatkan permintaan akan tenaga kerja atau sumber daya manusia ekonomi syariah,” paparnya.
Baca: BNI: 50 Ribu Agen46 Terima Transaksi Lewat LinkAja
Direktur Eksekutif Manajemen Eksekutif KNEKS Ventje Rahardjo, mengungkapkan dengan terciptanya ekosistem ekonomi syariah digital melalui teknologi finansial, lembaga keuangan syariah, perdagangan digital, hingga keuangan sosial Islam diharapkan percepatan pertumbuhan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia dapat terwujud.
“Melalui kolaborasi ini diharapkan akan tercipta sinergi yang mampu meningkatkan daya saing keuangan syariah yang menjadikan Indonesia berpeluang menjadi trendsetter uang elektronik syariah dalam skala global,” tandasnya.