TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebanyak 93 persen konsumen yang disurvei dalam riset yang baru-baru ini dirilis Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB-UI) menyatakan, aplikasi Gojek memiliki standar keamanan yang lebih baik dibandingkan dengan standar keamanan yang diterapkan industri.
Sebagai aplikasi on-demand yang populer di Indonesia, mayoritas konsumen menganggap kualitas hidupnya lebih baik sejak menggunakan Gojek.
Mereka menganggap pengalaman menggunakan layanan Gojek lebih baik dibandingkan saat menggunakan aplikasi digital lainnya.
Demikian hasil riset yang disampaikan peneliti LD FEB UI Dr. Alfindra Primaldhi melalui keterangan pers tertulisnya kepada Tribunnews, Jumat (9/10/2020).
Dr Alfindra memaparkan, sebanyak 46% konsumen mengaku menjadi lebih sering menggunakan aplikasi Gojek selama pandemi.
Sebanyak 93% dari konsumen yang disurvei menganggap Gojek menyediakan layanan yang aman dan tepercaya serta lebih baik dari standar industri.
Sementara, 80% konsumen percaya jika Gojek menyediakan layanan yang bersih atau higienis dan aman dari risiko Covid-19. Aspek tersebut merupakan salah satu poin penting dalam pemilihan layanan oleh konsumen.
“Selama pandemi konsumen semakin bergantung pada layanan digital tradisional, seperti pemesanan makanan, pengiriman barang, dan pembayaran digital. Selain itu terjadi peningkatan penggunaan layanan digital yang sebelumnya belum banyak digunakan oleh konsumen seperti layanan kesehatan melalui GoMed, dan amal melalui GoGive," beber Dr Alfindra,
Keberadaan platform digital seperti Gojek membantu konsumen untuk beradaptasi, dan menjaga produktivitas dalam situasi pandemi yang penuh ketidakpastian,” sebutnya.
Survei LD FEB-UI kali ini berfokus pada perilaku transaksi digital konsumen melalui aplikasi Gojek, serta persepsi konsumen terhadap inovasi fitur teknologi Gojek selama pandemi COVID-19, itu.
Dalam riset ini juga ditemukan, 86% konsumen yang disurvei juga mengaku sangat terbantu oleh aplikasi Gojek dalam beradaptasi dengan kebiasaan baru dan tetap produktif selama pandemi Covid-19.
Survei itu juga mencatat adanya peningkatan penggunaan berbagai fitur layanan dalam ekosistem Gojek dibandingkan jumlah transaksi yang tercatat sebelum pandemi.
Sebanyak 65% konsumen mengaku lebih sering menggunakan layanan GoFood, diikuti layanan GoPay (68%), Paylater (57%) dan GoSend (36%).
Baca:
Gojek Kampanyekan Protokol Kesehatan Melalui Layanan J3K
Kemudian, rata-rata pengeluaran konsumen per bulan untuk layanan belanja kebutuhan sehari-hari juga meningkat sebagaimana ditunjukkan pada layanan GoMart (44%) dan pemesanan makanan lewat GoFood (26%).
Secara keseluruhan jumlah saldo GoPay yang digunakan oleh konsumen per bulan meningkat 8%.
Alfindra menjelaskan, persepsi konsumen yang positif terhadap aplikasi digital yang membantu mereka selama pandemi akan membuat mereka semakin loyal terhadap platform tersebut.
Baca: Kisah Viral Dzikru Raih Beasiswa Kuliah dari Gojek, Bikin Banjir Tangis Haru Netizen
Terlebih, dengan mayoritas konsumen (90%) menganggap kualitas hidupnya lebih baik dengan adanya Gojek, maka 94% konsumen mengakui akan tetap menggunakan aplikasi Gojek dan tidak beralih ke aplikasi lainnya dan 96% konsumen setuju untuk merekomendasikan Gojek kepada teman serta kerabat mereka.
Minat LD FEB-UI untuk melakukan studi kasus pada ekosistem Gojek didasarkan pada pemikiran bahwa pandemi telah mendorong proses digitalisasi di Asia Tenggara menjadi lebih cepat lima tahun.
Penelitian ini melibatkan 4.199 orang responden dengan periode survey selama September 2020 yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif melalui survei mandiri yang disebarkan secara daring.