Kerajinan tangan yang rumit ini telah diwariskan dari generasi ke generasi dan menuntut keterampilan taktil yang halus, perawatan yang berdedikasi, dan tidak kekurangan visi artistik.
Produk akhirnya adalah tas tahan lama dan serbaguna yang biasa digunakan untuk mengangkut dan menyimpan barang-barang seperti makanan atau kayu bakar, dan bahkan untuk membawa anak kecil atau hewan.
Di luar penggunaan sehari-hari, Noken secara tradisional juga memenuhi banyak tujuan sosial dan ekonomi.
Misalnya, Noken berfungsi sebagai simbol penyatuan budaya di antara lebih dari 250 kelompok etnis di wilayah tersebut; karena nilainya, dapat digunakan sebagai jenis tabungan; dan sering memainkan peran simbolis dalam penyelesaian sengketa secara damai.
Sejarah Noken Papua
Dikutip dari Kompas.com, keberadaan Noken di Papua sudah cukup lama.
Ada sekitar 250 suku di Papua yang mengenal dan mengenakan Noken dalam kehidupan sehari-hari.
Keberadaan Noken sudah menjadi kebudayaan yang dikerjakan secara turun temurun hingga sekarang.
Sejak dahulu, Noken digunakan untuk berbagai keperluan sehari-hari.
Di mana fungsi sehari-harinya untuk membawa hasil kebun, hasil laut, kayu, bayi, hewan kecil, belanjaan, uang, sirih, atau makanan.
Noken juga dapat dipakai sebagai tutup kepala atau badan.
Sejarang panjang noken mendorong tumbuhnya hubungan antara noken dan pandangan hidup orang Papua, seperti sikap kemandirian orang Papua, kebiasaan tolong menolong.
Noken dimaknai juga sebagai rumah berjalan yang berisi segala kebutuhan.
Noken juga dianggap sebagai simbol kesuburan perempuan, kehidupan yang baik, dan perdamaian.