TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ekosistem e-commerce Blibli.com kini memperdalam model bisnis business-to-business (B2B) dengan mulai menggarap bisnis procurement, layanan pengadaan barang dan jasa untuk kebutuhan korporat dan institusi.
Layanan baru ini mencakup pengadaan barang sesuai spesifikasi yang diminta, hingga penanganan logistik seperti pergudangan dan pendistribusian barang pesanan ke tujuan.
Untuk mendukung layanan ini Blibli berkolaborasi dengan sejumlah mitra perusahaan dari berbagai sektor, dan platform digital Jangkau menyalurkan donasi peer-to-peer berupa barang.
Kusumo Martanto, CEO Blibli, mengatakan ekosistem e-commerce yang dimiliki Blibli dapat mendukung kebutuhan e-procurement ini, mulai dari mengkurasi barang dan jasa yang dibutuhkan hingga menangani proses logistik.
"Konsep one-stop solution tersebut menghadirkan proses pengadaan yang lebih ringkas, efisien dari segi biaya, dan juga transparan," ujarnya dalam diskusi virtual dengan media seputar pengenalan layanan baru ini, Senin (22/12/2020).
Riset McKinsey menyatakan, digitalisasi procurement ini menjadi salah satu strategi yang harus diterapkan oleh perusahaan dalam menghadapi tantangan di era next normal karena strategi tersebut meningkatkan agility perusahaan.
Layanan procurement ini dilengkapi kurasi produk beragam, mulai dari sembako hingga produk elektronik dengan layanan Rewards Fulfillment Program.
Baca juga: Blibli Histeria 12.12 Catat Penjualan Makanan Korea Meningkat Empat Kali
Selain itu juga lebih hemat biaya harga barang dan jasa yang lebih kompetitif.
Menurut Kusumo, platform Blibli langsung terhubung dengan layanan logistik yang mencakup 20 warehouse dan 32 hub Blibli di seluruh Indonesia, selain 10 mitra logistik khusus bagi klien korporat dan institusional.
Baca juga: Survei Snapcart: ShopeePay Paling Banyak Digunakan di Harbolnas 2020
Pihaknya menyediakan fasilitas virtual account bagi klien-klien untuk bertransaksi di platform Blibli.
Founder Jangkau, Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, penyaluran donasi, khususnya di tengah pandemi ini, membutuhkan penanganan yang cepat dan transparan.
"Transformasi digital menjadi sangat penting, karena dapat menghasilkan proses pengadaan donasi yang lebih efisien baik dari segi waktu maupun biaya," sebutnya.