Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fandi Permana
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tingginya peminat aplikasi streaming video on demand sejak pandemi Covid-19 rupanya sangat mendongkrak pendapatan platform penyedia hiburan digital.
Salah satunya aplikasi streaming video berlangganan, Disney+. Lini bisnis milik perusahaan film animasi asal Amerika Serikat, Disney ini memiliki penguatan pendapatan berdasarkan laporan kuartal pertama 2021.
Menurut catatan Disney, layanan Disney+ saat ini memiliki hampir 95 juta pengguna. Tentu capaian ini sangat bagus dan membuat kompetitor seperti Netflix dibikin ketar-ketir.
Baca juga: Daftar Film hingga Serial Baru yang Tayang Februari di Netflix, Ada To All The Boys dan Layla Majnun
"Kami begitu senang saat tahu jumlah konversi yang kami lihat di aplikasi Disney+ banyak yang menaikkan statusnya dari promosi menjadi pelanggan berbayar," ujar CFO Walt Disney, Christine McCarthy dilansir dari laman CNBC Internasional, Sabtu, (13/2/2021).
Platform vod yang diluncurkan November 2019 lalu dan mendarat di Indonesia di awal September 2020, Disney+ memiliki jumlah pelanggan fantastis di peluncuran perdananya.
Baca juga: Animasi Si Juki Siap Tayang Di Disney+ Hotstar, Berkonsep Serial
Disney+ mencatatkan rekor jumlah pelanggan di hari pertama yang mendapatkan pendaftaran hingga 10 juta pengguna. Selanjutnya, di akhir kuartal pertama, Disney+ tercatat berhasil mengamankan 26,5 juta pelanggan.
Belum banyaknya bioskop dibuka akibat pandemi Covid-19 yang belum melandai, turut mendongkrak jumlah pelanggan mendownload aplikasi Disney+. Kuartal kedua, Disney+ berhasil mendapatkan 33,5 juta pelanggan dan mengalami kenaikan menjadi 57,5 juta di kuartal berikutnya.
Sementara itu kuartal keempat Disney+ mendapatkan lebih dari 73,7 juta pelanggan. Namun angka pelanggan ini tak diikuti dengan rata-rata pendapatan bulanan Disney+.
Baca juga: Chord Gitar Lagu Reflection - Christina Aguilera, Kunci dari E, Soundtrack Film Disney Mulan
Disney+ dilaporan mengalami penurunan pendapatan sebesar 28% dibandingkan tahun 2019. Tahun 2019, Disney+ mencatatkan laba sebesar US$5,56 Juta dan di tahun 2020 turun menjadi US$4,03 Juta.
Faktor yang menyebabkan adalah kehadiran Disney+ Hotstar, sebagai sub platform yang diluncurkan di negara asia. Aplikasi itu masih memiliki pendapatan bulanan lebih rendah di pasar lain seperti di Amerika dan Eropa.
Disney+ Hotstar sensiri diluncurkan di dua negara yakni Indonesia serta India untuk melengkapi ekspansi bisnis home entertainment di As8a. Namun menurut McCarthy, pendapatan rata-rata Disney+ diluar Disney+ Hotstar mencapai US$5,37/pelanggan.
Sementara itu platform kompetitor yang dimiliki Disney seperti ESPN+ dan Hulu mencatatkan kenaikan laba pada pendapatan bulanan rata-rata pelanggannya meski terbilang sedikit. Laba kedua aplikasi itu mencapai 26% yang menggunakan layanan TV berbayar.
Bila dijumlah secara keseluruhan, total jumlah pelanggan berbayar home entertainment Disney mencapai 146 juta pada akhir kuartal pertama.