News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Budiman Sudjatmiko : Indonesia Harus Punya Komite Sains Kepresidenan dan “Silicon Valley”

Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Budiman Sudjatmiko

“Bagaimana dana desa Rp 1 milyar, Rp 1,5 milyar atau 2 milyar per tahun dipakai untuk investasi sumber daya manusia desa kemudian dipakai untuk investasi di dalam perusahaan teknologi dan menjadikan badan usaha milik desa sebagai perusahaan teknologi bukan mustahil, itu harus dilakukan,” ucap Budiman dalam seminar virtual Industri 4.0 dan Konsep Sillicon Valley Indonesia.

Menurut Budiman, dari 74.954 jumlah desa yang ada di Indonesia, jika 10 persennya saja berhasil mengadopsi konsep silicon villages dan sukses, tentu dampaknya sangat terasa bagi Indonesia, utamanya bakal dirasakan oleh masyarakat desa itu sendiri yang lebih sejahtera dan maju.

Aktivis 98 yang namanya menurut survei COPS menduduki posisi 4 untuk digadang sebagai pemimpin 2024 dari kalangan generasi muda tersebut mengungkap, kaum muda punya potensi besar mengantarkan negerinya menjadi pemenang dalam kompetensi global era industri 4.0, tetapi ia melontarkan 3 syarat.

Baca juga: Mendes Wajibkan Desa Tampilkan APBDes di Ruang Publik 

Pertama, memiliki kekuatan imajinasi.

“Mesin bisa akurat, tepat dan cerdas. Tapi untuk sementara saya belum melihat mesin bisa berimajinasi,” ungkapnya.

Kedua, aktif mentransfer imajinasi dalam ilmu pengetahuan, termasuk ke dalam algoritma dan aplikasi digital sehingga bisa mengimajinasikan solusi atas persoalan-persoalan potensial muncul di masa depan.

Ketiga, berkolaborasi membuat jejaring sosial, gotong royong, dan solidaritas.

Budiman menceritakan bahwa pihaknya saat ini sedang menggagas pembangunan silicon valley Indonesia di Jawa Barat, tepatnya di daerah Sukabumi.

Nantinya di daerah tersebut akan ada banyak kegiatan penelitian dan pengembangan yang berorientasi pada teknologi revolusi industri, termasuk bioteknologi, semi konduktor, komputer kuantum dan teknologi penyimpanan energi.

“Bayangkan perusahaan teknologi di Sukabumi, tapi yang memiliki orang-orang desa,” tuturnya.

Sejalan dengan usulan Budiman, Presiden Joko Widodo sendiri saat membuka Rakernas Penguatan Ekosistem Inovasi Teknologi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) tahun 2021 di Istana Negara, Jakarta, Senin (8/3/2021) menyebut bahwa dunia tengah memasuki masa perang artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan, sehingga negara-negara di dunia termasuk Indonesia berlomba-lomba untuk dapat menguasai AI.

"Persaingan dalam menguasai AI sudah sama dengan kayak space war di era perang dingin. Siapa yang menguasai AI dia yang akan berpotensi menguasai dunia. Ini kita kejar-kejaran," ungkap Presiden.

Presiden menginstruksikan agar BPPT bersinergi dengan berbagai pihak mulai dari talenta-talenta diaspora, para peneliti di universitas, startup teknologi hingga anak-anak muda yang sangat militan.

Presiden mengungkap ada beberapa hal penting yang harus dilakukan BPPT agar bisa menjadi otak pemulihan ekonomi secara extraordinary.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini