News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kaspersky Sebut Bank Masih Jadi Sasaran Empuk dalam Kasus Kejahatan Siber di Tahun 2021

Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

Kaspersky sebenarnya telah melacak aktivitas SnatchCrypto ini sejak akhir 2019 dan menemukan aktor di balik kampanye ini telah melanjutkan operasinya dengan strategi serupa.

“Cryptocurrency terus dirangkul di kawasan Asia Tenggara, oleh karena itu menjadi perkembangan alami bagi pelaku kejahatan siber untuk mengincar dan menargetkan aksi mereka di sini. Pertumbuhannya merupakan bagian tak terpisahkan dari transformasi digital di kawasan ini dan sejalan dengan peningkatan adopsi e-commerce dan pembayaran digital," ujar Yeo Siang Tiong, General Manager untuk Asia Tenggara di Kaspersky.

Potensi kejahatan ini sebenarnya sudah ditandai sejak adanya serangan ransomware pada 2016 lalu. Bahkan Kaspersky telah mewanti-wanti agar seluruh bank memperkuat sistem keamanan sibernya agar tidak mengalami kejadian serupa.

“Seiring kita terus memindahkan uang kita ke dunia online, kami juga menyaksikan pelanggaran data besar-besaran dan serangan ransomware tahun lalu yang seharusnya menjadi peringatan bagi lembaga keuangan dan penyedia layanan pembayaran. Sangat penting bagi perbankan dan penyedia layanan keuangan untuk menyadari, sedini mungkin, nilai pertahanan proaktif berbasis intelijen untuk menangkis serangan siber yang sangat merugikan ini,” tambah Yeo.

Kaspersky juga merilis aktor ancaman terakhir yang dibicarakan Park adalah Kimsuky APT. Kaspersky pertama kali melaporkan aktivitas kejahatan Kimsuky pada 2013 dan sejak itu berkembang dalam berbagai hal termasuk taktik, teknik, dan viktimologi.

Kelompok ini awalnya menargetkan para wadah pemikir (think-tanks) di Korea Selatan, salah satu tujuan kelompok ini adalah untuk spionase dunia maya. Namun, telemetri baru-baru ini menunjukkan bahwa kelompok yang serba bisa dan gesit ini sekarang memiliki motif finansial yang begitu kuat.

“Kami telah memantau kehadiran kuat Kimsuky di Korea Selatan. Penelitian kami menunjukkan bahwa mereka menggunakan dua teknik infiltrasi serangan melalui spearphishing dan serangan terhadap rantai pasokan.

Bagaimanapun, mereka menargetkan investor cryptocurrency untuk mengekstrak data dan untuk memperoleh akses jarak jauh. Dengan kelompok yang menunjukkan motif finansial yang kuat, sangat mungkin serangan mereka dapat melampaui tidak hanya Korea Selatan, namun hingga ke wilayah tetangganya seperti Asia Tenggara,” jelas Park.

Karena semakin maraknya kejahatan siber di dunia di perbankan, para ahli di Kaspersky menyarankan bank untuk mengintegrasikan sistem keamanannya dalam SIEM dan kontrol keamanan untuk mengakses data ancaman yang paling relevan dan terbaru.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini