“Dari jumlah penjual yang tergabung di Tokopedia saat ini menjadi lebih dari 11 juta penjual, hampir 100 persennya adalah UMKM bahkan 94 persennya penjual berskala ultra mikro," ujarnya.
Artinya ada peningkatan sebesar lebih dari 3,8 juta dari 72 juta penjual sejak sebelum pandemi Januari 2020 lalu. Berbagai kenaikan ini berbanding lurus dengan kebutuhan akan talenta digital yang semakin tinggi, termasuk di bidang Data Science dan AI.
"Kondisi pandemi telah membuat digitalisasi dan teknologi bukan lagi sekadar nilai tambah, tetapi berkembang pesat emnjadi sebuah kebutuhan bagi seluruh masyarakat Indonesia,” kata Head of Data Analytics, Business Intelligence Tokopedia Charlie Tjandra.
Kebutuhan talenta Data Science & AI ternyata juga bukan sekedar dibutuhkan oleh perusahan digital, tapi sudah makin merata ke semua perusahaan bahkan organisasi pemerintahan dan layanan publik. Otomatisasi sudah menjadi pilihan perusahaan agar lebih efisien dan kompetitif serta terus berkembang.
Perusahaan yang bergerak di sektor non teknologi seperti tambang, kesehatan, asuransi bahkan pemerintahan dan layanan publik juga tak ketinggalan ikut mengadopsi teknologi mutakhir termasuk Data Science & AI serta internet of thing (IoT).
Menurut Rio Novrianti, General Manager internet of thing (IoT) Business Operation dan Analytics Telkomsel, perpaduan Data Science & AI dengan IoT akan memperkuat berjalannya otomatisasi dan analytics.
"Jauh sebelum pandemi, kami dari Telkomsel sudah banyak menyiapkan teknologi IoT bagi banyak perusahaan. Salah satunya bersama Cybertrend sebagai penyedia layanan Data Science & AI menerapkan data science dan machine learning di salah satu perusahaan tambang besar di Indonesia," ujar Rio.
Hal itu diterapkan di aspek logistik dengan integrasi implementasi IoT, untuk memprediksi pemeliharaan dan keselamatan jalan (road maintenance & safety) bagi kendaraan berat, memprediksi ketersediaan sparepart, mengoptimasi penggunaan bahan bakar dan ban kendaraan, hingga menurunkan angka kasus kecelakaan.
Nadia yang juga founder Cybertrend menyatakan hingga saat ini Cybertrend masih merasakan bahwa potensi pertumbuhan talenta di bidang teknologi, baik secara kualitas maupun kuantitas, sangat tinggi.
“Hal inilah yang mendorong kami untuk mendirikan Data Academy dengan berkerja sama dengan perguruan tinggi agar mempercepat ketersedian talenta data science & AI dari dalam negeri,” lanjut Nadia.
Beruntung, kini banyak perguruan tinggi sudah mulai menyadari hal ini, antara lain Universitas Parahyangan (Unpar) di Bandung.
“Data Science & AI merupakan teknologi teraktual yang digunakan hampir semua bidang, maka mengenalkan teknologi ini serta menaikkan keterampilannya menjadi bagian program pelatihan bekerja sama dengan lembaga pembelajaran," ujar Dr. Erwina, Ketua Program Studi Matematika dari Universitas Katolik Parahyangan Bandung.
Melalui program-program tersebut, diharapkan bukan hanya alig pengetahuan semata, tetapi menjadi pengalaman dalam penerapannya. "Yang tidak kalah penting adalah menyiapkan sertifikasi agar diakui industri ketika menyelesaikan perkuliahan," ujar Dr Erwina.