TRIBUNNEWS.COM -- Baru-baru ini terdengar adanya pecurian simpanan nasbah dalam rekening mereka.
Tanpa disadari oleh nasabah, uang mereka ternyata dicuri oleh para skimmer yang bergentayangan .
Pakar keamanan siber Pratama Persadha dalam akun Youtubenya menyatakan, bahkan dalam rentang 2012 hingga 2015 kerugian nasabah akibat skimmer ini mencapai Rp 33 miliar dengan pelaku yang ditangkap sebanyak 497 orang.
Puncaknya, pada 2015 lalu di Indonesia terjadi sebanyak 1.549 kasus skimming.
Saat itu Indonesia menjadi negara ketiga dengan kasus skimming terbanyak di dunia.
Baca juga: Polisi Bekuk Sindikat Internasional Pelaku Skimming ATM: Incar Bank BUMN, 2 WNA Jadi Tersangka
Karena banyak terjadinya kejahatan teknologi tersebut, bahkan Indonesia menduduki peringkat ketiga dunia karena skimming.
Para pelaku biasanya adalah orang asing yang mengotaki operasi skimmer dengan anak buah orang lokal.
Mereka biasanya datang ke Indonesia dengan paspor sebagai wisatawan.
Mereka memanfaatkan mudahnya melakukan skimming di Indonesia dan kelemahan pemerintahdalam penegakan hukum.
Baca juga: Nasabah Bank Jadi Korban Skimming, Pemiliknya di Gresik Rekeningnya Dikuras Dari Denpasar
Skimming adalah jenis kejahatan di mana pelaku modusnya mengkopi data kartu debit atau kartu kredit nasabah ke kartu lainnya, kemudian menggunakan kartu tersebut untuk kepentingannya dengan mengeruk isi rekening nasabah atau kartu kredit yang datanya telah dicuri.
Mereka biasanya beraksi di ATM-ATM atau merchant-merchant dengan memasang alat skimmer di mulut ATM dan kamera untuk mengetahui pin yang digunakan oleh nasabah.
Setelah data dan pin telah dicuri, para penjahat bisa dengan mudahnya mengkopi data dan ditransfer ke kartu ATM kosong.
Apalagi saat ini sangat mudah untuk mendapatkan kartu magnetik strip, kartu yang ada strip magnetiknya yang umum digunakan untuk kartu ATM.
Sedangkan kartu chip juga sudah mulai dijual di pasaran.
Baca juga: Dugaan Kejahatan Skimming, Nasabah BRI di Malang Mengaku Kaget Lihat Saldo Tersisa Rp 52 Ribu
"Harganya tidak mahal, hanya sekitar 2 dolar AS, sehingga investasinya tidak besar untuk jadi skimmer," ujarnya.
Karena mudahnya para skimmer menguras isi rekening korbannya bila data sudah dikuasai, maka hal yang paling penting adalah data tidak diketahui orang.
Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber dan dan Komunikasi CISSReC memberikan trik mudah agar data ATM kita tidak tercuri.
Trik-trik tersebut adalah:
1. Kita wajib amankan kartu pin milik kita sendiri, orang lain tak boleh tahu.
2. Harus waspada dengan mesin ATM atau alat lain. Kehati-hatian dengan melihat bentuk mesin ATM beda dengan basanya atau tidak. Bila perlu digoyang-goyang, karena alat yang asli tidak akan rusak bila digoyang-goyang. Kalau digoyang saja lepas, bisa jadi karena itu adalah alat perekam yang dipasang penjahat.
3. Pilih lokasi ATM yang aman, misalnya dekat dengan keramaian, terang karena kadang-kadang penjahat mencari lokasi ATM yang sepi, gelap atau jauh dari keramaian. Cari yang lebh menjamin keamanan kita.
4. Jangan terlalu percaya terhadap bantuan orang lain yang ada di dekat ATM kecuali petugas satpam.
Karena penjahat yang akan mengerjai kita biasanya berada di disekitar ATM yang pura-pura ingin membantu, padahal mau menipu.