News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

EA Sports Bakal Ubah Nama Gim FIFA, Indikasi karena Masalah Naiknya Harga Lisensi

Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Cover dari gim sepakbola buatan EA Sports, Fifa 22.

TRIBUNNEWS.COM - Salah satu developer untuk gim olahraga sepakbola, EA Sports berencana akan mengubah nama gim sepakbolanya, FIFA dengan nama lain.

Pernyataan tersebut juga didukung oleh General Manager EA Sports, Cam Weber yang menuliskannya di website EA Sports.

Dikutip dari Strait Times, Weber dan timnya sedang mencari ide untuk mengubah nama gim sepakbolanya yaitu FIFA.

"Seperti yang dapat dilihat, kita sedang mencari ide untuk mengubah nama gim sepakbolah EA Sports." tulisnya.

Indikasi akan pengubahan nama tersebut sudah terlihat ketika negosiasi pembaharuan kontrak lisensi antara Electronic Arts (perusahaan yang menaungi EA Sports) dan pihak FIFA sendiri.

Baca juga: Genshin Impact Mendapat Dukungan 120 FPS di iOS pada Pembaruan Versi 2.2

Baca juga: PUBG Mobile Kembali Hadirkan Peta Bersalju Vikendi

Negoisasi tersebut menemui jalan buntu berdasarkan beberapa orang yang ikut dalam pertemuan tersebut.

Akibatnya, Weber menyatakan bahwa gim sepakbolanya untuk mengganti nama FIFA.

Namun dikutip dari sumber yang sama bahwa masalah utama penggantian nama gim tersebut adalah mahalnya lisensi yang harus dibayar EA Sports.

EA Sports harus membayar lisensi sebesar 1 miliar dolar atau sekitar 14 triliun tiap empat tahun di mana bersamaan dengan digelarnya Piala Dunia.

Selain lisensi yang mahal, hak eksklusif pemain untuk melihat perkembangan pertandingan sepak bola pada dunia nyata juga tidak disetujui oleh pihak FIFA.

Hak tersebut meliputi ekosistem di dalam gim termasuk highlights dari pertandingan pada liga, stadion untuk turnamen, serta produk digital seperti non-fungible tokens (NFT).

Keputusan dari EA Sports kemungkinan akan selesai pada akhir tahun namun mereka telah siap dengan masa depan dari gim sepakbolanya tersebut.

Awal bulan ini, EA Sports telah mendaftarkan dua merek dagangnya di mana masing-masing didaftarkan ke Uni Eropa serta lainnya di Inggris.

Pendaftaran tersebut pun kemungkinan akan menjadi keputusan final karena akan berubah dari yang bernama "FIFA" menjadi "EA Sports FC".

Pihak FIFA dan EA Sports pun tidak memberikan komentar secara lisan terkait putusnya kerjasama tersebut.

Terdapat beberapa pihak yang terkejut akan keputusan tersebut di mana salah satunya adalah mantan Chief Operation Officer Electronic Arts, Peter Moore.

Dirinya yang sekarang menjadi bos dari Liverpool FC tersebut malah memiliki pemikiran bahwa EA Sports tidak memiliki niatan untuk bernegosiasi terkait lisensi tersebut.

Gampelay Fifa 2022.

"Aku tidak ingat bahwa mereka memberikan statemen dan mengatakan sedang dalam negosiasi terkait lisensi."

"Tentu saja itu menjadi sebuah pertanda." ucap Moore.

Namun walaupun EA akan mengubah nama salah satu gim olahraga terpopulernya tetapi sepertinya banyak kompetitor tetap tidah bisa menandingi dominasi pasar yang telah dikuasai EA.

Lisensi yang dimiliki oleh EA Sports pada FIFA tidak hanya berasal dari organisasi sepakbola tertinggi tersebut tetapi juga ada dari UEFA yang mengadakan kompetisi Champions League.

Ditambah masih ada lagi sebanyak 300 perjanjian lisensi yang dipegang oleh EA Sports termasuk liga-liga domestik serta kompetisi di dunia.

Kesepakatan dengan pihak lain di luar dengan FIFA mencakup pemakaian nama pemain, klub dan nama liga.

Kesepakatan tersebut telah diperbarui oleh EA Sports dengan asosiasi pemain sepak bola dunia, FifPro.

Berpindah kembali ke akibat dari pemutusan kerjasama lisensi dengan FIFA maka EA Sports tidak memiliki hak untuk melakukan pembaruan apabila Piala Dunia akan bergulir.

Hal tersebut dikarenakan kerjasama lisensi tersebut mencakup memakai nama organisasi, logo FIFA, dan Piala Dunia yang penyelenggaraannya di bawah tanggung jawab FIFA.

Bagi FIFA, pemutusan hubungan kerjasama dengan EA Sports dinilai akan menghambat inovasi yang ingin dikembangkan oleh Presiden FIFA, Gianni Infantino.

Dirinya ingin menaikan pendapatan FIFA sekitar 2 miliar dolar atau Rp 28 trilun untuk membiayai pengembangan kompetisi antar klub dunia, Piala Dunia Antar-Klub.

Pada saat yang sama, dirinya juga mencoba untuk mengajak beberapa anggotanya untuk menyuarakan kembali terkait penyelenggaraan Piala Dunia menjadi dua tahun sekali.

Untuk mencari keuntungan sebesar itu, FIFA telah melakukan riset dengan menjual lisensi kepada video gim atau produk digital yang tidak ada hubungannya dengan sepakbola.

Kerjasama dengan perusahaan lain seperti pencipta gim battle Royale Fortnite, Epic Games menjadi contoh FIFA untuk lebih menghilangkan eksklusifitas padahal pada saat yang bersamaan EA telah membayar secara premium.

Keputusan bisnis semacam ini dinilai Moore menjadi penyebab lain yang memungkinkan EA Sports memutus kontrak dengan FIFA.

"Aku hanya ingin mengatakan bahwa kita (EA Sports) mengucurkan dana ratusan juta dolar untuk membangun ini (gim FIFA) dan kamu (FIFA) mengatakan kepada saya bahwa Epic Games akan mendapatkan lisensi yang telah dibangun dengan susah payah?"

"Jadi aku pun akan berada paling depan untuk melawan keputusan tersebut." tutur Moore.

FIFA pun mengatakan, Jumat (15/10/2021) lalu bahwa rencana seperti itu akan memperluas portofolio dari bermain gim serta sektor e-sports untuk menjamin jika kontrol terhadap hak cipta tidak hanya berada pada satu pihak saja.

"Masa depan dunia gim dan e-sports untuk penikmat sepakbola harus melibatkan lebih dari satu pihak terkait kontrol serta eksploitasi dari seluruh hak cipta," ucap FIFA.

FIFA juga menambahkan bahwa seluruh perusahaan teknologi dan mobile sedang bersaing untuk bisa bekerjasama pada platform serta turnamen global milik FIFA.

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)

Artikel lain terkait FIFA

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini