TRIBUNNEWS.COM - Apple telah menghapus salah satu aplikasi Alquran terlaris di China.
Penghapusan itu ternyata merupakan permintaan dari pemerintah China.
Aplikasi yang bernama Quran Majeed tersedia untuk seluruh region AppStore di dunia dan telah diulas sebanyak 150.000 orang.
Terkait permintaan untuk menghapus aplikasi tersebut, pemerintah China belum memberikan tanggapan.
Baca juga: Pasutri di Jepang Ditangkap Polisi, Diduga Jual Kabel Pengisi Baterai Menyerupai Buatan Apple
Baca juga: Daftar Harga iPad dan Aksesoris Apple Oktober 2021, Mulai Rp 400 Ribuan
Dikutip dari BBC bahwa penghapusan aplikasi tersebut terlihat pertama kali oleh laman yang memontior aplikasi pada App Store secara global, Apple Censorship.
Pembuat aplikasi Quran Majeed, PDMS mengatakan bahwa aplikasinya dihapus di Cihna karena membutuhkan dokumentasi tambahan.
"Berdasarkan penjelasan Apple, aplikasi Quran Majeed telah dihapus dari App Store di China karena memerlukan konten tambahan dari otoritas China."
"Kita masih mencoba untuk berdiskusi dengan Administrasi Siber China dan otoritas lain yang berhubunguan agar isu tersebut segera terselesaikan," jelasnya.
PDMS pun mengatakan bahwa terdapat sekitar sejuta pengguna aplikasinya di China.
Bahkan Partai Komunis China mengakui keberadaan Islam sebagai sebuah agama di China.
Kembali kepada peristiwa penghapusan aplikasi Quran, Apple menolak untuk berkomentar.
Namun apabila mengacu kepada kebijakan hak asasi manusia yang dibentuk oleh Apple menyatakan bahwa Apple mematuhi segala hukum setempat dan pada saat ini terdapat isu yang kompleks tentang kebijakan pemerintah yang mungkin tidak setujui.
Masih dikutip dari sumber yang sama, alasan penghapusan aplikasi Quran Majeed masih belum jelas padahal secara global diklaim telah dipercayai oleh hampir 35 juta umat Islam.
Apple pun tidak hanya sekali melakukan penghapusan aplikasi di suatu negara.
Akhir bulan lalu, Apple dan juga Google juga melakukan penghapusan aplikasi bernama "Smart Voting" di Rusia dan dibuat oleh pemimpin oposisi pemerintah Rusia, Alexei Navalny.
Bahkan pemerintah Rusia sampai mengancam kedua perusahaan teknologi tersebut apabila menolak untuk menghapus aplikasi.
Di luar kasus penghapusan aplikasi, pimpinan Apple, Tim Cook juga memiliki sifat yang munafik dikutip dari BBC.
Dirinya dituduh munafik oleh politisi di Amerika Serikat karena sering mengkritik kebijakan politik di Negeri Paman Sam tersebut.
Namun ketika terjadi masalah di China, ia dituding sering lebih memilih diam.
Pada kasus lain, Cook juga mengkritisi kebijakan Donald Trump atas melarang masuknya masyarakat muslim dari tujuh negara pada tahun 2017.
Kebalikannya ia juga dituding harus patuh terhadap pemerintah China terhadap kebijakan sensor serta tidak melempar kritik terkait pendekatan terhadap minoritas Muslim di negara Tirai Bambu tersebut.
Pemblokiran aplikasi yang berunsur keagamaan juga ternyata tidak hanya sekali saja terjadi terhadap Apple dan China.
Minggu ini, apkikasi bernama Olive Tree's Bible juga dihapus di China.
Perbedaannya bahwa penghapusannya adalah dari keinginan pihak penyedia sendiri.
"Aplikasi Olive Tree Bible telah diinformasikan selama proses review di App Store dan kita memutuskan untuk mendistribusikan aplikasi dengan buku atau majalah di China."
"Sejak kita tidak memiliki ijin dan membutuhkan adanya persetujuan pembaruan serta tidak adanya pelanggan maka kita memutuskan untuk menghapus aplikasi Alkitab kita dari App Store di Cina," ungkap juru bicaranya.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)
Artikel lain terkait Apple