TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Keberadaan Internet of Things (IoT) di Indonesia kini mulai mewarnai kehidupan masyarakat.
Adapun bentuknya mulai dari hal sederhana seperti smart watch, toko online, smart home hingga hal yang lebih komplek seperti sistem perbankan atau industri manufaktur yang menggunakan robot.
Semenjak pandemi Covid-19, IOT di Indonesia memang sangat dibutuhkan masyarakat.
Kebutuhan pasar IoT di Indonesia cukup besar dan penetrasinya bisa ke berbagai sektor industri seperti manufaktur, kesehatan, agrikultur, retail, sektor publik, dan lain sebagainya, termasuk sektor telekomunikasi dan media.
Ditunjang juga dengan kondisi pasar aplikasi dan platform IoT di Indonesia juga terus berkembang.
Teguh Prasetya, Founder Asosiasi IoT Indonesia mengatakan, kebutuhan setiap tahunnya meningkat signifikan dan berpotensi naik hingga 78 persen di tahun 2025.
"Implementasi IoT juga memiliki potensi yang besar pada efisiensi biaya, jaminan pertumbuhan pendapatan, mempermudah quality control sesuai standar yang ditetapkan, keamanan lebih tinggi dan keselamatan yang lebih terjaga," kata Teguh dalam Diskusi Masa Depan Industri Telekomunikasi Indonesia yang digelar oleh Indonesia Technology Forum (ITF) pada Rabu (3/11/2021).
Baca juga: Amazon Siap-siap Luncurkan Satelit Internet Akhir Tahun Ini
IoT sendiri menduduki urutan pertama dari 4 industri teknologi teratas selain Artificial intelligence, Cloud Infrastructure, dan Big Data / Analytics yang memberi dampak berdasarkan survei dari Deloitte.
Industri ini bahkan tidak terpengaruh oleh pandemi yang terjadi sekarang. Melihat potensi dan perkembangannya ke depan, dapat dikatakan bahwa IoT berpeluang cukup tinggi sebagai salah satu pemasok pendapatan bagi operator.
Konsolidasi Indosat Ooredoo dan Hutchison Tri Indonesia tentu akan memperkuat mereka untuk bertarung di industri IoT. Dengan semua infrastruktur yang dimiliki paling tidak mereka berada di urutan kedua teratas.
Teguh mengungkapkan bahwa pada tahun 2019, baru sekitar 1,5 juta rumah di Indonesia yang berstatus smarthome. Artinya rumah-rumah ini telah memiliki akses internet dan berbagai aktivitas di rumah telah menggunakan digital. Situasi pandemic Covid-19 mendongkrakkan jumlah smarthome menjadi sekitar 6,5 juta.
Menurut ICT Expert yang juga paham tentang marketing industry telco dan digital ini, tahun 2021 bukan tidak mungkin akan mencapai 12,5 juta smarthome. Potensi IoT di rumah-rumah juga masih sangat besar. Ia melihat masih ada 60 juta rumah lagi yang potensial.
Baca juga: Ini Dia Brand Paling Popular di Indonesia Berdasar Pencarian di Internet
Tapi apa sebenarnya IoT itu?
Bila mengacu pada International Telecomunication Union (ITU-TY.2060), pengertian IoT adalah sebuah infrastruktur global bagi masyarakat yang memungkinkan layanan canggih dapat terhubung secara fisik dan virtual menggunakan teknologi informasi dan komunikasi.