Laporan yang dipublikasikan tersebut ternyata juga berisi terkait salah satu anak perusahaan Facebook, Instagram.
Aplikasi berbagi foto dan video itu dinilai memperburuk psikologis remaja perempuan yang memakainya.
Kesimpulan itu didapatkan dari laporan tersebut di mana berdasarkan riset yang dilakukan terdapat 32% remaja perempuan menganggap jika mereka merasa semakin buruk secara penampilan ketika menggunakan Instagram.
Akhirnya, hasil riset tersebut sampai ke senator Amerika Serikat dan mengharuskan Haugen bersaksi pada jajak pendapat yang bertajuk ‘Protecting Kids Online’.
Namun riset tersebut pun langsung dibantah oleh pihak eksekutif dengan bersaksi di depan senator Amerika Serikat jika temuan itu gagal untuk menyorot efek positif dari platform Facebook dan Instagram pada remaja.
2. Facebook Ubah Nama Jadi Meta
Pengumuman penggantian nama ini dilakukan selang beberapa minggu setelah tuduhan yang menimpa Facebook, tepatnya pada 28 Oktober 2021.
CEO Facebook, Mark Zuckerberg mengumumkannya melalui sebuah acara virtual yang bertajuk ‘Connect’.
Dirinya mengungkapkan jika setelah perubahan nama ini, perusahaannya ingin dikenal sebagai perusahaan metaverse.
Metaverse sendiri memiliki arti tempat dunia fisik dan digital bersatu.
Lebih jauh, Mark menjelaskan jika pergantian ini tidak dikenakan ke anak perusahaannya yaitu Facebook, Instagram dan WhatsApp dan hanya terjadi pada induk perusahaan saja.
Kemudian secara teknis, metaverse dianggap oleh sebagian orang hanya sebagai pengaplikasian dari virtual reality (VR) tetapi terdapat pula anggapan lain jika teknologi ini akan menjadi masa depan dari internet seperti dikutip dari BBC.
Hal ini dikarenakan karena pengembangan dari metaverse dimungkinkan untuk kebutuhan pekerjaan, konser, serta sosialisasai dengan teman atau keluarga.
Perubahan ini pun juga berpengaruh terhadap nama pasar saham Facebook sendiri.