News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Hacker Anonymous Bantu Pukul Mundur Pasukan Putin, Bobol Data Rusia hingga Gelontorkan Bitcoin

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Hacker Anonymous Bantu Pukul Mundur Pasukan Putin, Bobol Data Rusia hingga Gelontorkan Bitcoin

Laporan Wartawan Tribunnews, Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Militer Rusia semakin menunjukkan kekuatannya, setelah berhasil menghancurkan beberapa wilayah Ukraina seperti kota Kiev, Sumy dan Kharkiv kini pasukan Vladimir Putin kembali menyerang kota Kherson.

Akibat invasinya ini membuat hacker anonymous pendukung Ukraina geram, hingga pihaknya memberikan penawaran khusus untuk semua pasukan Putin yang ada di Ukraina.

Melansir dari laman cryptopotato, hacker tersebut memberikan penawaran dana dalam bentuk Bitcoin, sebesar 52.000 dolar AS atau setara dengan Rp 748 juta (dengan satuan USD Rp 14,385) untuk setiap kendaraan tempur yang diserahkan ke mereka.

Baca juga: Balas Sanksi Ekonomi, Rusia Stop Pasok Gas Alam ke Uni Eropa, Prancis Bersiap Hadapi Masa Sulit

Organisasi siber tersebut menyebut, nantinya setiap tank Rusia yang ingin ditukarkan ke dalam mata uang cryptocurrency, cukup mengibarkan bendera putih yang dilengkapi tulisan berkode "juta".

Penawaran ini muncul setelah Wakil Humas Ukraina, Mykhailo Fedorov meminta bantuan para Hacker Anonymous untuk menghentikan invasi Rusia di wilayahnya dengan serangan digital.

“Kami membutuhkan talenta digital. Akan ada tugas untuk semua orang. Kami terus berjuang di depan cyber,” jelas Fedorov.

Berkat bantuan dari hacker anonymous hanya dalam kurun waktu dua hari, pihaknya berhasil membobol lebih dari 300 data base pemerintah Rusia.

Baca juga: Tahan Tensi Geopolitik, Investor Beralih dari Rubel ke Kripto, Harga Bitcoin Melonjak

Akibat aksi peretasan ini membuat organisasi hacker tersebut sukses menggumpulkan 1 miliar rubel atau sekitar 10 juta dolar AS.

Sebelumnya AS dan sekutunya juga telah melayangkan berbagai sanksi ekonomi seperti pemblokiran sistem SWIFT untuk memukul mundur militer pimpinan Vladimir Putin dari wilayah Ukraina.

“Strategi kami, sederhananya, adalah memastikan ekonomi Rusia mundur. Selama Presiden Putin memutuskan untuk melanjutkan invasinya ke Ukraina,” tegas juru bicara pemerintahan Biden.

Meski sanksi tersebut telah merontokan mata uang Rusia rubel hingga jatuh ke nilai terendah dalam sepanjang sejarah. Namun nampaknya hal tersebut tak kunjung membuat Rusia jera dan melepaskan cengkramannya dari Ukraina.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini