TRIBUNNEWS.COM - Pemecatan terhadap Shin Tae-yong sebagai pelatih Timnas Indonesia oleh PSSI juga ditanggapi DPR.
Diketahui, Ketua Umum PSSI, Erick Thohir mengumumkan secara resmi berakhirnya masa bakti Shin Tae-yong pada Senin (6/1/2025), kemarin.
Pemutusan kontrak terjadi setelah kurang lebih pelatih asal Korea Selatan (Korsel) itu, mengabdi menjadi pelatih dari Jay Idzes dkk.
Terkait pemecatan tersebut, DPR pun menilai, PSSI belum terbuka soal alasannya.
DPR menilai, tidak masuk akal Shin Tae-yong dipecat di saat dirinya menjadi sosok yang diterima masyarakat.
Selain itu, berbagai capaian prestasi di era Shin Tae-yong juga diraih meski memang belum ada trofi yang dimiliki oleh Timnas Garuda.
Di sisi lain, DPR berencana memanggil Erick Thohir untuk meminta alasan secara lebih detail terkait Shin Tae-yong.
DPR Minta Penjelasan ke PSSI, Harap Transparan
Ketua Komisi X DPR, Hetifah Sjaifudian, meminta PSSI transparan dengan menjelaskan secara terbuka terkait evaluasi terhadap Shin Tae-yong sehingga berujung pemecatan.
Baca juga: Respons La Grande Indonesia Usai Pemecatan Shin Tae-yong dari Pelatih Timnas: Engkau yang Terbaik!
Hetifah pun berharap, pemecatan terhadap Shin Tae-yong yang dinilai keputusan besar ini berdasarkan evaluasi yang objektif.
"Keputusan ini harus didasarkan pada evaluasi kinerja yang transparan, objektif, dan mempertimbangkan dampaknya terhadap program jangka panjang sepak bola Indonesia," kata Hetifah saat dihubungi Tribunnews.com, Senin (6/1/2025).
Hetifah mengaku heran Shin Tae-yong yang tengah menjadi figur yang dicintai masyarakat, justru berujung dipecat oleh PSSI.
Sehingga, sambungnya, PSSI memang harus benar-benar secara gamblang menjelaskan terkait alasan pemecatan terhadap Shin Tae-yong agar tidak menimbulkan polemik berkepanjangan.
"Hal ini penting mengingat kiprah pelatih ini telah mendapatkan apresiasi atas peningkatan performa beberapa timnas kelompok umur, meskipun hasil di level tertentu mungkin belum optimal. Transparansi evaluasi dapat menjaga kepercayaan publik terhadap PSSI," ucap Hetifah.