TRIBUNNEWS.COM - Figma, perangkat lunak untuk desain berbasis web, kini akan dibeli oleh Adobe.
Sejak debut pada tahun 2016, Figma disebut-sebut sebagai saingannya Adobe.
Figma dikenal lebih efisien, kolaboratif, dan lebih terjangkau.
Mengutip FT, Figma memungkinkan pengembang dan desainer untuk berkolaborasi dari jarak jauh dan mendesain semuanya, mulai dari slide untuk presentasi hingga antarmuka pengguna di aplikasi seluler.
Bersama dengan perusahaan rintisan asal Australia, Canva, Figma menjadi bagian dari gelombang alat desain berbasis browser baru yang membuka proses kreatif bagi jutaan orang non-desainer, memperluas pasar.
Figma tentu saja memicu potensi ancaman bagi Adobe, yang merupakan "pemimpin" veteran dalam perangkat lunak desain.
Baca juga: Perluas Bisnis Kreatif Digital, Adobe Akuisisi Startup Figma Senilai 20 Miliar Dolar AS
Namun kini, tepatnya pada 15 September, Adobe mengumumkan akan membeli perusahaan yang berbasis di San Francisco itu.
Adobe akan membeli Adobe senilai $20 miliar, dalam bentuk setengah tunai dan setengah saham, QZ melaporkan.
Harga pembelian ini senilai dua kali lipat dari harga Figma selama putaran pendanaan terakhirnya tahun lalu.
Memulai sebagai anti-Adobe
Ketika Figma pertama kali diluncurkan, CEO-nya, Dylan Field menganalogikan Figma sebagai David sedangkan Adobe sebagai Goliath.
Pada saat itu, dia mengatakan kepada TechCrunch bahwa raksasa berusia 40 tahun itu "tidak memahami kolaborasi" dan penawaran Creative Cloud-nya hanyalah nama.
Sementara itu, Figma, menjadi hit karena menjadi tool berorientasi desain yang berfokus pada kolaborasi tanpa batas.
Tekad untuk membesarkan Figma