Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, CALIFORNIA - Game konsol Call of Duty: Warzone 2.0 akan dirilis pada 16 November 2022. Kabar yang telah lama ditunggu-tunggu penggemar video game ini diumumkan langsung oleh pengembang video game Activision, dalam sebuah acara yang membahas “the future of Call of Duty”.
Selain bisa dimainkan di game konsol, Call off Duty: Warzone 2.0 juga bisa dimainkan di personal computer (PC).
Melansir dari The Verge, Call of Duty: Warzone 2.0 digambarkan Activision sebagai “pengalaman yang sepenuhnya telah diubah dan dirilis paling ambisius dalam sejarah Call of Duty ”. Permainan ini berlatar di wilayah gurun fiksi yang disebut Al Mazrah.
Game baru ini akan mencakup fitur-fitur baru seperti mekanik lingkaran yang diubah untuk permainan akhir, musuh AI, dan semacam pengalaman kotak pasir baru yang memberi kesempatan pemain yang mati untuk kembali ke arena permainan, dengan bertarung dalam pertempuran 2 lawan 2.
Warzone 2.0 dibangun menggunakan teknologi di atas mesin IW yang digunakan untuk mengembangkan Modern Warfare II, yang rilis 28 Oktober besok.
Sementara versi seluler Warzone 2.0 akan diluncurkan pada tahun 2023. Activation mengatakan telah menyiapkan 120 pemain battle royale yang "dibuat untuk perangkat seluler" dan akan mencakup "acara, daftar putar, dan konten khusus seluler".
Baca juga: Teknologi 5G Akan Bunuh Industri Game Konsol
Activision menambahkan, akan ada beberapa koneksi antara dua versi, seluler dan PC, dari game Warzone 2.0.
"Karena pemain dapat berbagi banyak fitur sosial dan kemajuan lintas yang memungkinkan pass pertempuran bersama dan lebih banyak lagi untuk pengalaman Call of Duty yang terhubung,” ujar perusahaan ini.
Baca juga: Keindahan Pulau Bali Menjelma di Game Battle Royale
Activision juga memberikan sedikit informasi mengenai multiplayer pada MWII, yang akan mendapatkan mode Raids 3v3 baru.
Untuk versi beta terbuka MWII dimulai hari ini, Jumat (16/9/2022) di PlayStation, serta 22 September di Xbox dan PC.
Pengumuman peluncuran kedua game ini datang menyusul rilis Vanguard yang berkinerja buruk, persaingan antara Microsoft dan Sony, serta masalah hukum antara Activision dan perusahaan video game Blizzard yang sedang berlangsung.