Selain itu, sepertiga responden mengalami kerugian dari segi pendapatan, hilangnya data, kepatuhan, dan nilai merek sebagai dampak gangguan keamanan.
Ketika jaringan kendali industri terus menjadi sasaran tindak kriminal siber – dengan 93% (Indonesia: 90%) organisasi OT mengalami gangguan selama 12 bulan terakhir.
Laporan ini mengungkap banyaknya celah sistem keamanan industri, serta kesempatan untuk memperbaikinya.
Baca juga: Pakar Keamanan Siber Sebut Hacker Bjorka Awalnya Hanya Mencari Keuntungan Finansial
Menurut John Maddison, EVP of Products and CMO, Fortinet. masih terdapat celah berbahaya pada sistem keamanan. Maddison menyampaikan ancaman yang terjadi tidak bisa dipungkiri, semakin hari semakin meningkat seiring berjalannya waktu dan teknologi.
Sejalan dengan makin canggihnya ancaman terhadap IT, sistem OT yang terkoneksi menjadi rentan terhadap peningkatan ancaman tersebut.
Kombinasi faktor-faktor tersebut menyebabkan naiknya peringkat keamanan industri pada portofolio risiko banyak organisasi. Keamanan OT menjadi kekhawatiran yang kian meningkat bagi eksekutif perusahaan.
Selain itu juga meningkatkan kebutuhan bagi organisasi untuk beralih ke skema perlindungan menyeluruh atas sistem kontrol industri (Industrial Control System/ICS) serta sistem kontrol pengawasan dan akuisisi data (Supervisory Control and Data Acquisition/SCADA) mereka.