Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menurut World Economic Forum, data scientist termasuk ke dalam 10 pekerjaan yang sangat dibutuhkan di tahun 2022. Saat ini otomatisasi sudah menjadi pilihan perusahaan agar lebih efisien dan kompetitif dalam operasionalnya.
Mendukung pemenuhan tenaga profesional di bidang tersebut Data Academy kembali menggelar acara tahunan Data Enthusiast Day 2022 untuk memperkaya talenta data Indonesia dalam bidang data science dan artificial intelligence (AI).
Luthfy Ardiansyah, CEO Data Academy menjelaskan, keilmuan data dan AI saat ini tidak hanya menjadi bagian dari analisa untuk pengambilan keputusan, tapi menjadi bagian dari operasional sehari-hari suatu organisasi seperti sales, distribution dan lainnya bahkan menjadi interaksi kepada pelanggannya.
Baca juga: Jadi Pembuka Rangkaian AMM G20 Besok, Kegiatan Global Forum Akan Bahas Soal Pertanian Digital
Kegiatan yang diselenggarakan di Jakarta melalui virtual ini diikuti 700 peserta terdiri dari akademisi, industry and government, mulai dari siswa, mahasiswa, guru, dosen hingga profesional dari 11 provinsi, Rabu (14/9/2022).
Dari kegiatan ini minat siswa dan mahasiswa pada bidang data science dan AI meningkat, serta memperkecil gap antara ketersediaan talenta dan kompetensinya antara kebutuhan di dunia Industri dan ketersedian di pada dunia edukasi.
Data Academy merupakan platform pembelajaran yang mendorong terjadinya link and match dan emberikan sinergi yang berkesinambungan antara edukasi, korporasi, instansi pemerintah, komunitas, principal dan para profesional.
Sebagai pusat pembelajaran data science, Data Academy juga menyediakan sertifikasi Nasional maupun Internasional di bidang Data, serta pembelajaran e-learning.
Di sesi pertama Data Enthusiast Day 2022, Tanti Ruwani, Data Science Expert dari Data Academy memaparkan perkembangan blockchain sebagai ruang penyimpanan data masa kini.
Baca juga: Riset Fortinet: Kesenjangan Keamanan Digital di RI Masih Tinggi, dari Phishing Email Hingga Malware
Blockchain yang berperan sebagai data storage dan memungkinkan pendistribusian data serta penyimpanan data yang dijamin immutable atau tidak akan diubah oleh pihak manapun.
“Blockchain dapat menjadi sebuah peluang bagi dunia bisnis untuk menciptakan rasa percaya pada pelanggan,” ujarnya.
Di sesi kedua, Kepala Pusat Riset Informatika BRIN Dr. Didi Rosiyadi menjelaskan hasil penelitian dari skema watermaking yang dapat memproteksi dan menjadi solusi untuk menjaga data agar tetap aman dari serangan berdasarkan diversity method.
“Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan proteksi dan menjadi solusi untuk menjaga agar data tetap aman dari berbagai serangan cyber” katanya.
Dipaparkan juga tentang blockchain dan metode watermarking dari BRIN yang sesuai dengan topik nasional terhangat yaitu kebocoran data di instansi pemerintahan.