TRIBUNNEWS.COM - Elon Musk resmi menjadi bos Twitter setelah menyelesaikan pengambilalihan senilai 44 miliar dolalr AS atau setara dengan Rp 668 triliun.
Tak lama setelah resmi memiliki Twitter, Elon Musk langsung melakukan bersih-bersih perusahaan, Wall Street Journal melaporkan.
Beberapa petinggi Twitter dipecat, diantaranya Chief Executive Parag Agrawal dan Chief Financial Officer Ned Segal.
Musk juga memecat Vijaya Gadde, eksekutif hukum dan kebijakan top Twitter, dan Sean Edgett, penasihat umum.
Kesepakatan Elon Musk untuk membeli Twitter telah berjalan liar selama enam bulan terakhir.
Berikut ini perjalanan Elon Musk dalam membeli Twitter:
Baca juga: Resmi Jadi Bos Twitter, Elon Musk Langsung Ubah Bio Akunnya Jadi Chief Tweet
Dikutip dari The Wall Street Jurnal, pada awal tahun ini, Elon Musk mulai membeli saham Twitter dengan angsuran hampir setiap hari, hingga terkumpul 5 persen pada pertengahan Maret.
Kemudian pada awal April lalu, Elon Musk mengungkapkan ia memiliki 9 persen sahamnya di Twitter dan menjadikan ia sebagai pemegang saham terbesar.
Pertengahan April, Musk menawarkan untuk membeli seluruh perusahaan setelah sebelumnya ditawari masuk di dewan Twitter yang akhirnya ditolak.
Pada akhir bulan tercapai sebuah kesepakatan untuk membeli perusahaan seharga $44 miliar.
Dia berencana akan membersihkan akun spam dan melestarikan platform sebagai tempat untuk kebebasan berbicara.
Tetapi pada pertengahan Mei, Musk mulai berubah pikiran tentang pembelian tersebut, dengan alasan kekhawatiran bahwa jumlah akun palsu di platform itu lebih tinggi daripada yang diklaim Twitter.
Baca juga: Orang Terkaya Dunia Elon Musk Kunjungi Markas Twitter Sambil Bawa Wastafel
Pada Juli dia mengatakan tidak ingin lagi mengakuisisi perusahaan tersebut dan mengatakan Twitter tidak memberikan informasi yang cukup tentang prevalensi akun palsu atau spam.
Hal itu berbuntut pada saling menggugat antara Twitter terhadap Musk pada bulan Juli.