Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING – Raksasa teknologi ByteDance Ltd dilaporkan tengah memangkas target penjualan iklan di sepanjang 2022 pada anak perusahaanya, TikTok, sebesar 2 miliar dolar AS atau sekitar Rp 31 triliun dengan asumsi kurs Rp 15.658.
Chief Executive Officer TikTok Shou Zi Chew menyebutkan, dengan pemangkasan tersebut proyeksi pendapatan iklan di platform video musiknya selama 2022 dipotong dari 12 miliar dolar AS atau Rp 187 triliun menjadi 10 miliar AS atau sekitar Rp 156 triliun.
Pemangkasan ini dilakukan ByteDance setelah sejumlah saham perusahaan teknologi global mengalami keruntuhan, sebagai dampak dari lonjakan laju inflasi akibat kenaikan harga pangan dan energi. Laju inflasi yang melesat lebih tinggi, lantas memicu terjadinya perlambatan pertumbuhan ekonomi.
Imbasnya, para investor terus melepas saham-saham di sektor teknologi hingga sejumlah raksasa internet termasuk Alphabet Inc., Amazon.com Inc., Meta dan Microsoft Corp. mencatatkan penurunan pendapatan yang drastis.
Kondisi inilah yang membuat para raksasa teknologi, termasuk ByteDance terpaksa menurunkan proyeksi pendapatan tahunan dan memangkas ratusan juta hingga miliaran dolar dari penilaian pasar mereka, seperti yang dikutip dari Bloomberg.
Bahkan imbas dari kegagalan ByteDance dalam memonetisasi pengiklan TikTok, sang pemilik, yakni Zhang Yiming mengalami penurunan kekayaannya sebesar 28 persen menjadi 35 miliar dolar AS di sepanjang 2022.
Baca juga: Candra Dewi Maharani Mengaku Raup Ratusan Juta Rupiah Saat Live Jualan Produk Skincare di TikTok
Sebelum mengalami penurunan, ByteDance tumbuh menjadi perusahaan rintisan paling berharga di dunia.
Menghadirkan video musik kreatif dan menarik membuat TikTok menjadi salah satu aplikasi yang hits dan banyak digunakan.
Keberhasilan TikTok bahkan sukses mencuri perhatian Washington hingga pemerintah AS menaruh kecurigaan pada layanan tersebut.
Baca juga: Saingi TikTok, Google Gelontorkan Dana 100 Juta Dolar AS untuk Akuisisi Startup Avatar AI
Bahkan di tengah gejolak pasar teknologi, aplikasi TikTok masih menjadi salah satu platform yang paling banyak diunduh masyarakat dunia.
Meski pemangkasan proyeksi pendapatan terbilang kecil dibanding raksasa teknologi lainnya, namun mengantisipasi terjadinya penurunan saham dan pendapatan lebih lanjut, kini ByteDance mulai meluncurkan berbagai fitur anyar bagi pengguna TikTok.
Baca juga: Mengenal Apa Itu TikTok Affiliate dan Cara Mendaftarnya, Bisa Hasilkan Uang dari Sosial Media
Diantaranya, fitur Photo Mode serta Shopping Center. Peluncuran tersebut dimaksudkan agar perusahaan bisa terus menarik banyak pengunjung sehingga TikTok bisa mengembalikan kerugian di kuartal sebelumnya.