News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Perusahaan Game Berbasis di Amerika Serikat Lakukan PHK: Kami Minta Maaf, Ini Keputusan Sulit

Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kabam, perusahaan game yang berbasis di Vancouver, Amerika Serikat, mengumumkan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) 35 karyawannya.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo

TRIBUNNEWS.COM, SAN FRANCISCO – Kabam, perusahaan game yang berbasis di Vancouver, Amerika Serikat, mengumumkan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) 35 karyawannya.

Menurut sebuah laporan, perusahaan telah memberi tahu karyawan yang terkena dampak PHK pada awal pekan ini.

“Kami meminta maaf kepada karyawan yang terkena PHK. Ini merupakan keputusan sulit yang harus kami ambil,” kata juru bicara Kabam, seraya mengucapkan terima kasih atas kontribusi yang telah diberikan oleh karyawannya.

Didirikan pada 2006, perusahaan game ini berjalan sebagai startup hingga 2016 ketika diakuisisi oleh Netmarble Games Korea Selatan dengan nilai 700 juta dolar AS hingga 800 juta dolar AS.

Baca juga: PHK 11 Ribu Karyawan Meta, Mark Zuckerberg Ungkap Alasannya

Dikutip dari Techcrunch, Kamis (10/11/2022) Kabam memiliki katalog game seluler yang menghasilkan ratusan juta unduhan secara total, termasuk Marvel Contest of Champions, Disney Mirrorverse, Shop Titans, Transformers: Forged to Fight, Mini Guns, Fast & Furious 6: The Game, Fast & Furious: Legacy dan Blastron.

Perusahaan ini juga memiliki studio dan kantor di Montreal, San Francisco, Charlottetown, Austin dan Los Angeles, di samping kantor pusatnya di Vancouver.

Hingga saat ini, perusahaan diketahui telah mempekerjakan lebih dari 500 karyawan.

Kabam merupakan salah satu dari banyak perusahaan di dunia teknologi yang telah memangkas tenaga kerjanya di tengah perlambatan ekonomi global.

Adapun, beberapa perusahaan terkenal seperti Netflix, Spotify dan Tencent juga melepaskan beberapa staf mereka.

Demikian pula, startup India seperti Unacademy, Byju's dan Ola juga telah memberhentikan ratusan dan ribuan karyawan untuk mengurangi beban pendanaan dan investasi yang terbatas.

Mata PHK 11 Ribu Karyawan

Perusahaan induk Facebook, Meta Platforms Inc, mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal terhadap 13 persen dari total karyawannya atau sekitar 11 ribu pegawai, pada Rabu (9/11/2022).

PHK massal ini merupakan kali pertama yang dilakukan Meta sejak dibangun pada 18 tahun lalu tepatnya 2014 silam, menurut postingan di akun resmi Meta aksi PHK terpaksa dilakukan lantaran perusahaan terus mencatatkan penurunan pendapatan terhitung sejak kuartal pertama 2022

“Hal itu adalah beberapa perubahan paling sulit yang kami buat dalam sejarah Meta, Saya ingin bertanggung jawab atas keputusan ini dan bagaimana kami sampai di sini. Saya tahu ini sulit untuk semua orang, dan saya meminta maaf untuk mereka yang terkena dampak,” ungkap CEO Meta Inc, Mark Zuckerberg.

Sambil mengucapkan maaf, Zuckerberg menjelaskan bahwa perusahaannya saat ini tengah mengalami kemunduran setelah sejumlah tekanan muncul mulai dari perubahan kebijakan privasi yang diterapkan oleh Apple, pengetatan anggaran para pengiklan, serta meningkatnya persaingan dari kompetitor baru seperti TikTok.

Baca juga: Startup Diterpa Gelombang PHK, Ekonomi Digital Diprediksi Terus Tumbuh

Hadirnya tekanan ini lantas membuat bisnis penjualan iklan Meta terpukul hingga saham Meta amblas sebanyak 70 persen selama 2022. Kondisi ini kian diperparah dengan adanya pembengkakan anggaran pada bisnis internet masa depan atau Metaverse yang tengah dikembangkan Meta selama beberapa tahun terakhir. Diperkirakan pembengkakan ini akan terus berlanjut hingga 2023 mendatang, hingga tembus mencapai 100 miliar dolar AS.

Khawatir akan kondisi keuangan perusahaan yang kian memprihatinkan membuat Meta terpaksa mengambil langkah pemecatan pada ribuan karyawannya.

Sinyal PHK sebelumnya telah diisyaratkan Zuckerberg pada September lalu, dimana Meta telah memperingatkan karyawan akan adanya rencana pemangkas pengeluaran dan merestrukturisasi tim untuk beradaptasi dengan dinamika pasar.

“Selama 18 tahun pertama perusahaan, pada dasarnya kami tumbuh cepat pada setiap tahun, dan baru-baru ini pendapatan kami datar hingga sedikit turun untuk pertama kalinya. Jadi kami harus menyesuaikan,” jelas Zuckerberg.

Rencananya para karyawan yang terdampak PHK Perusahaan akan mendapatkan gaji pokok selama 16 minggu kedepan, serta biaya layanan tahunan selama dua minggu, tak hanya itu Meta juga turut menanggung biaya perawatan kesehatan untuk karyawan beserta keluarga selama enam bulan. Karyawan yang terkena dampak juga akan menerima saham mereka yang ditetapkan pada 15 November.

Selain melakukan aksi PHK massal pada ribuan karyawan, perusahaan mengungkap bahwa pihaknya juga akan memotong pengeluaran diskresioner dan memperpanjang pembekuan perekrutan hingga kuartal pertama 2023, langkah tersebut dilakukan guna mengerem pengeluaran perusahaan hingga akhir tahun 2022.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini