Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Perindustrian terus berupaya untuk mendorong Industri Kelas Menengah (IKM) bertumbuh dan naik kelas melalui pemanfaatan teknologi.
Langkah nyata yang dilakukan yakni mengintegrasikan pelaku IKM dengan startup penyedia teknologi untuk menciptakan transformasi yang menjadikan IKM modern, produktif, efisien dan berkualitas melalui Startup4Industry (S4I).
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka Reni Yanita, menegaskan komitmen dan langkah nyata Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka Kementerian Perindustrian dalam mendorong IKM yang inovatif dan memenuhi tujuan dari sustainable development goals.
Baca juga: Model TeFa Kemendikbudristek Perkuat Kerja Sama SMK dengan Industri
"Hal ini guna meraih peluang-peluang baru yang akan hadir dari pesatnya perkembangan kebutuhan pasar, kemajuan teknologi, serta dinamika global," tutur Reni.
Startup bidang teknologi yang berhasil menjadi finalis S4I ialah PT Engineering Solution Technology yang membantu IKM lewat modifikasi mesin produksi manual menjadi otomatis.
CEO PT Engineering Solution Technology (EST) Devrian Tandrianto, mengatakan rata-rata IKM di Indonesia masih berada di Industry 2.0, sedangkan Pemerintah mendorong IKM untuk naik kelas menuju Industry 4.0, sehingga perlu adanya perubahan menuju kesana dengan melakukan integrasi mesin.
"Banyak IKM yang masih menggunakan mesin manual atau dengan tombol ON/OFF, untuk itu kami bergerak di bidang modifikasi dan upgrade mesin dengan target pasar IKM yang masih menggunakan tenaga konvensional atau belum memanfaatkan teknologi," terang Devrian, Rabu (14/12/2022).
Dalam kompetisi ini, Devrian menceritakan pihaknya harus mampu menciptakan transformasi teknologi yakni dengan melakukan modifikasi alat-alat produksi yang telah dimiliki mitra IKM dengan berbagai capaiannya.
Berhasil menyabet juara 2, EST memodifikasi dan mengintegrasikan tiga mesin yang ada di IKM pembuat keju agar menghemat biaya, waktu dan tentu tetap berkualitas.
Baca juga: Ekonomi Biru Tawarkan Banyak Peluang Usaha Bagi Startup
"Dua mesin pembuat keju kami modifikasi sesuai takaran mulai 100gr – 1.000 gr dimana mitra kami masih memakai mesin manual yakni tombol ON/OFF oleh seorang operator. Mesin itu harus ON/OFF setiap 18 menit sekali karena menjaga keamanan water heater. Kami integrasikan menjadi 1 software yang bisa auto reset tergantung kebutuhannya tanpa harus bolak balik setiap 18 menit lagi dan suhu tetap terkontrol serta ada sirine jika proses selesai," terang Devrian.
Hasil potongan dari mesin pemotong yang kami buat pun tidak ada bekas dibanding sebelumnya.
Modifikasi yang dilakukan bisa dilakukan di mesin apa aja karena dirinya akan mempelajari, serta buat Research and Development (RnD).
"IKM di Indonesia ke Industry 3.0 saja belum, sehingga kita harus lebih banyak mengotomatiskan mesin-mesin manual agar IKM segera dapat naik daripada beli mesin baru yang tentu akan memakan biaya lebih mahal lagi," jelasnya.
Baca juga: Terbaru Sayurbox, Ini Sederet Startup di Indonesia yang Lakukan PHK Sepanjang Tahun 2022