Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, SEATTLE - Semakin banyak perusahaan manufaktur elektronik China Daratan dilaporkan bersiap mengambil pangsa pasar perakit iPhone asal Taiwan Foxconn.
Hal tersebut diungkapkan CEO pengelola dana investasi yang berbasis di Seattle, Amerika Serikat, Kirkland Capital, Kirk Yang, pada Jumat (6/1/2023).
“Perusahaan China semakin kompetitif untuk perakit iPhone. China melakukan cukup baik dalam hampir semua hal, kecuali semikonduktor,” kata Yang, seperti yang dikutip dari CNBC.
“Jadi itulah mengapa pada akhirnya, Anda akan melihat semakin banyak perusahaan China mengambil pangsa pasar dari perusahaan elektronik Taiwan,” tambah Yang.
Baca juga: Rekrut 200.000 Pekerja, Produksi iPhone di Pabrik Foxconn Diproyeksi Melonjak Hingga 90 Persen
Foxconn, yang juga dikenal sebagai Hon Hai, menghadapi persaingan dengan perusahaan manufaktur China Luxshare Precision, yang dilaporkan mendapat kontrak untuk memproduksi model iPhone premium di China.
Hal itu terjadi setelah Foxconn membukukan rekor pendapatan yang tidak diaudit pada 2022 dan melaporkan bahwa produksi di pabrik iPhone China “pada dasarnya telah kembali normal ”.
Menurut laporan dari Financial Times, Luxshare telah memproduksi sejumlah kecil model iPhone 14 Pro Max di pabrik Kunshan, China, karena pabrik Zhengzhou milik Foxconn menghadapi pembatasan COVID-19 dan kerusuhan pekerja pada tahun lalu.
Didirikan pada tahun 2004 oleh mantan pekerja Foxconn, Luxshare membuat kabel konektor untuk iPhone dan MacBook, dan juga memproduksi AirPods.
Kirk Yang menambahkan, dengan ketegangan geopolitik China-Taiwan, perusahaan Taipei yang memiliki pabrik di Beijing telah mengalami banyak tekanan dalam lima tahun terakhir.
“Banyak dari mereka pindah dari China,” ungkap Yang.
Itu sebabnya mengapa Apple harus melakukan diversifikasi, menurut Yang. Dia menambahkan, perang teknologi AS-China juga mendorong perusahaan untuk bergerak lebih cepat dari China Daratan.
“Mereka mungkin dapat mempekerjakan orang (lebih mudah daripada perusahaan non-Cina) dan mendapatkan insentif pajak yang lebih baik. Setelah perusahaan lokal belajar bagaimana membuat produk dengan kualitas yang sama, dengan harga yang lebih murah, mereka akan mengambil pangsa pasar,” jelas Kirk Yang.
Foxconn melaporkan penurunan tajam pendapatan November pada 5 Desember 2022, setelah perusahaan berjuang dengan wabah COVID-19 dan aksi protes pekerja di pabrik perakitan iPhone di China.
Perusahaan, yang juga dikenal sebagai Hon Hai Precision Industry Co, melaporkan pendapatan November mencapai 551,1 miliar dolar Taiwan baru atau sekitar 18,05 miliar dolar AS, turun lebih dari 29 persen dibandingkan pendapatan pada Oktober dan lebih dari 11 persen lebih rendah dibandingkan November 2021.
Foxconn mengatakan penurunan pendapatannya disebabkan oleh “produksi secara bertahap memasuki musim di luar puncak dan sebagian pengiriman dipengaruhi oleh epidemi Covid-19 di Zhengzhou.”
Zhengzhou merupakan sebuah kota di China yang menjadi rumah bagi pabrik perakitan iPhone terbesar di dunia, yang dijalankan oleh Foxconn.
Pada akhir Oktober, pabrik Zhengzhou dilanda wabah COVID-19 dan Foxconn berjuang untuk mengendalikan virus tersebut dengan langkah -langkah seperti tes COVID-19 dan mengisolasi pekerja yang terinfeksi, dan secara efektif menutup pabrik.
Baca juga: Taiwan Siapkan Denda ke Foxconn Atas Tuduhan Investasi Tidak Sah di China
Banyak pekerja meninggalkan pabrik tidak lama setelah wabah dimulai.
Pada November, pekerja bentrok dengan petugas keamanan di pabrik Zhengzhou dan beberapa pekerja menggunakan media sosial untuk menyampaikan keluhan mereka atas keterlambatan pembayaran bonus .
Foxconn kemudian meminta maaf atas “kesalahan teknis” yang menyebabkan masalah gaji pekerjanya. Untuk menarik pekerja kembali ke pabriknya, Foxconn mengumumkan pemberian bonus kerja pada November.
Foxconn tidak membahas aksi protes pekerja dalam laporan pendapatan November, perusahaan ini hanya menyebut wabah COVID-19 yang muncul memiliki andil besar dalam penurunan pendapatannya.
“Saat ini, situasi epidemi secara keseluruhan telah dikendalikan dengan November sebagai periode yang paling terpengaruh oleh epidemi,” kata perusahaan itu.
“Selain merealokasi kapasitas produksi dari berbagai pabrik, kami juga mulai merekrut karyawan baru, dan secara bertahap menuju pemulihan kapasitas produksi menjadi normal. Prospek untuk kuartal keempat diharapkan kira-kira sejalan dengan konsensus pasar,” sambungnya.