Laporan Wartawan Tribunnews.com, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menggelar program penjualan melalui dialog interaktif secara langsung dengan calon pembeli atau live selling ternyata menjadi jurus ampuh untuk merebut hati konsumen dan meraih cuan berjualan di platform e-commerce.
Hasil riset yang diselenggaraan perusahaan jasa kiriman Ninja Xpress menunjukkan, satu dari tiga penjual di platform e-commerce Indonesia melakukan live selling untuk meraih penjualan.
Namun menggelar kegiatan live selling memang sedikit ribet dan butuh persiapan matang. Tantangannya adalah persiapannya membutuhkan waktu lama dan tantangan sulitnya menjaga calon pembeli yang menjadi viewers atau permisa saat live selling, tetap terlibat aktif selama sesi live selling berlangsung.
Baca juga: Kompetisi di Bisnis Logistik Ketat, Ninja Xpress Jaring Segmen Baru Pengiriman Produk UMKM
Dalam paparan pada acara Suara UKM Negeri Vol. 2, dengan media, Kamis 26 Januari 2023, diketahui ada tiga alasan utama yang membuat shipper melakukan live selling.
Yakni, live selling dapat membawa pelanggan baru, live selling dapat menjadi cara yang baik untuk menjalin hubungan yang lebih erat dengan pelanggan dan live selling dapat menciptakan buzz serta kesadaran lebih banyak untuk bisnis online serta meningkatkan minat beli.
Riset Ninja Xpress tentang live selling ini mengumpulkan data kuantitatif di November 2022 pada 300 responden shipper di seluruh Indonesia serta data kualitatif dari pembeli yang menonton live selling pada bulan yang sama.
Survei mendapati temuan, sebagian besar shipper yang mengadopsi live selling berasal dari kategori produk fashion, kecantikan dan perawatan tubuh, makanan dan minuman, serta perlengkapan rumah.
Hal ini didukung oleh data Ninja Xpress dimana ditemukan bahwa paket dengan size small/kecil mendominasi lebih dari 90 persen dalam pengiriman sepanjang periode harbolnas desember 2022.
Fernando, pemilik Bhinneka Nusantara mengaku kerap menggelar live selling untuk memasarkan berbagai produk tissue-nya.
"Sebelumnya kami melakukan live selling sendiri dengan freelance host dan kamera biasa. Kemudian setelah bersama Ninja Xpress, kami didukung penuh untuk seluruh keperluan live selling mulai dari konsep, naskah hingga Open Broadcast Software (OBS)," ujarnya seraya menyebutkan pesanannya menjadi overload dan memberikan kontribusi hingga 20 persen dari total penjualan sejak melakukan live selling.
Perlu diketahui, seller harus menyisihkan waktu hingga dua jam per sesi live selling. Karena kebanyakan responden shipper melakukan live selling setiap minggu di dua platform, mereka menghabiskan waktu setidaknya empat jam setiap minggu untuk melakukan live selling.
Waktu yang dihabiskan ini bahkan belum termasuk persiapan. Namun hal ini harus tetap dilakukan untuk terus menjaga popularitas di mata penonton. Pilihan platform live selling yang banyak digunakan berturut-turut adalah TikTok dan Shopee serta Lazada.
Andi Djoewarsa, CMO Ninja Xpress mengatakan, live selling saat ini menjadi teknik penjualan yang dapat mempercepat proses pembelian dari tahap pengenalan produk (awareness) langsung ke tahap konversi pembelian.
"Live selling juga memberikan shipper kemampuan untuk membangun hubungan dalam skala besar dengan pelanggan baru maupun yang sudah ada," ujarnya. Hal ini yang menjadi alasan perusahaannya memberikan layanan live selling bagi shipper di creative hub.
Disebutkan, fitur live selling TikTok Shop berhasil meningkatkan nilai transaksi (GMV) pada program TikTok Shopping Hoki Sale Januari 2022 hingga 411 persen dan meningkatkan pesanan di TikTok Shop hingga 564,1 persen dibandingkan periode sebelumnya.
Dia mengatakan, Ninja Xpress pada pertengahan tahun 2022 pun juga telah menjalin kemitraan untuk melayani shipper di TikTok. Baca laporan Suara UKM Negeri Vol.2 selengkapnya di sini.
Andi mengatakan, untuk pengiriman paket pihaknya menyediakan layanan regular, same day, hingga COD (Cash on Delivery) dengan perhitungan pasti dan pencairan 2 kali seminggu.