TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - Vice President atau direktur dari Xiaomi Global, Manu Kumar Jain resmi mengundurkan diri dari kursi kepemimpinan usai mengepalai bisnis smartphone Xiaomi Group selama 9 tahun terhitung sejak 2014 silam.
“Setelah 9 tahun, saya akhirnya resmi akan meninggalkan Xiaomi Group. Saya yakin ini waktu yang tepat, karena saya tahu betul Xiaomi sudah memiliki banyak tim yang memiliki kemampuan leadership mumpuni," ujar Jain pada Selasa (31/1/2023).
Pengumuman ini disampaikan langsung oleh Jain melalui akun Twitternya @manukumarjain, dalam cuitan tersebut Jain menjelaskan bahwa mundurnya ia dari kursi kepemimpinan di Xiaomi lantaran ingin fokus membangun proyek di industri yang baru.
Tidak dijelaskan secara pasti proyek apa yang akan digarap Jain kedepannya, namun sebelum memulai proyek tersebut Jain menegaskan bahwa pihaknya akan rehat sejenak dari dunia pekerjaan sampai batas waktu yang tak ditentukan.
Baca juga: Xiaomi Segera Rilis Sedan Listrik, Ini Gambarannya
"Dalam beberapa bulan kedepan, saya akan beristirahat terlebih dahulu, sebelum saya kembali membangun sesuatu yang baru yang penuh tantangan, mungkin di industri yang baru pula," imbuh Jain.
Profil Manu Kumar Jain
Sebelum diangkat sebagai Global Vice President, Jain merupakan sosok yang berperan penting dalam pengembangan Xiaomi di India. Selama kepemimpinan Jain, penetrasi Xiaomi di pasar ponsel India dapat berkembang dengan pesat.
Hal ini dibuktikan dengan prestasi Jain yang berhasil mengangkat Xiaomi sebagai menjadi merek ponsel nomor satu di India hanya dalam kurun waktu tiga tahun, dimulai pada 2017 hingga 2021.
“Dalam kurun waktu singkat Manu Kumar Jain memainkan peran penting dalam kesuksesan perusahaan yang memimpinnya menjadi merek yang paling dicintai dan dipercaya di India. Kami ingin mengucapkan terima kasih atas kontribusinya yang berharga." kata juru bicara Xiaomi Global seperti yang dikutip dari Livemint.
Tak hanya itu, ditangan Jain Xiaomi juga berhasil menarik investasi dari perusahaan konglomerat India Tata Group, untuk membantu memembangun pusat produksi dan merekrut 50.000 pekerjaan untuk pabrik baru Xiaomi di India.
Kemunduran Xiaomi
Sayangnya masa kejayaan Jain tidak berlangsung lama, pada April 2022 Jain dipanggil oleh Direktorat Penegakan (ED) India untuk bergabung dalam penyelidikan atas dugaan pelanggaran Undang-Undang Pengelolaan Valuta Asing (Fema).
Badan pemerintah menuduh Xiaomi India mentransfer devisa ke luar negeri atas nama pembayaran royalti kepada induknya di China. Atas kasus ini ED menyita aset Xiaomi India senilai 5.551,27 rupee. Usai kasus ini mencuat perlahan bisnis Xioami mengalami kemunduran.
Hengkangnya Jain menambah daftar panjang para petinggi Xiaomi yang angkat kaki dari perusahaan smartphone ini, mengingat pada akhir tahun lalu Xiaomi baru saja ditinggal Presiden Wang Xiang serta dua co-founder unggulan yakni Hong Feng dan Wang Chuan.
Baca juga: Rekomendasi HP Xiaomi, Redmi, Poco Harga Rp 2 Jutaan: Ada Redmi 10 2022 hingga Poco M5
Menurut informasi yang beredar aksi angkat kaki ini dilakukan lantaran perusahaan saat ini tengah menghadapi penurunan pendapatan sebesar 59 persen year on year menjadi 294 juta dolar AS atau setara Rp 4,4 triliun (satuan kurs Rp 15.000).
Imbas dari melemahnya permintaan konsumen sebagai akibat dari lonjakan inflasi dan pembatasan nol-Covid di China.
Hingga raksasa smartphone terbesar di Beijing ini terpaksa melakukan Pemutusan Hubungan Kerja terhadap 15 persen atau sekitar 3.5000 pekerja di beberapa unit seperti divisi produksi handphone (HP) dan layanan internet sebagai upaya untuk menekan pembengkakan biaya operasional.