Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Perusahaan yang bergerak di bidang teknologi asal Amerika Serikat, Oracle Corp, berencana menginvestasikan 1,5 miliar dolar AS untuk membuka pusat data di Riyadh, Arab Saudi.
"Kami sedang menyelesaikan rencana untuk membuka pusat data di Riyadh. Kami masih bekerja dengan pemasok kami sebelum kami dapat mengumumkan tanggal yang sebenarnya," kata Nick Redshaw, wakil presiden senior Oracle, mengutip Reuters, Senin (6/2/2023).
Redshaw mengatakan investasi tersebut akan dilakukan selama beberapa tahun tanpa memberikan rincian. Selain itu, Oracle juga akan memperluas kapasitas wilayah cloud-nya di Jeddah, yang pertama kali dibuka sejak 2020.
Baca juga: Rilis Laporan Keuangan, Pendapatan Oracle di Segmen Layanan Cloud Meningkat 45 Persen
Oracle membuat pengumuman tersebut di saat perusahaan teknologi global berkumpul untuk konferensi teknologi besar di ibu kota Saudi.
Meskipun Oracle tertinggal dari saingannya yang lebih besar dalam membuka pasar cloud computing, tetapi Oracle menjadi perusahaan teknologi besar pertama yang membuka pusat data di Arab Saudi.
"Kami bekerja sama dengan pemerintah Saudi dalam menyelesaikan rencana untuk persyaratan kantor pusat regional itu dan kami akan mengumumkannya saat kami menyelesaikannya dengan mereka," kata Redshaw.
Di samping itu, Oracle juga telah memenangkan kontrak dari proyek NEOM andalan putra mahkota Saudi senilai 500 miliar dolar AS, sebuah kota besar futuristik dan zona ekonomi yang sedang dibangun putra mahkota Saudi di pantai Laut Merah.
“NEOM adalah salah satu konsumen kapabilitas cloud terbesar kami di Arab Saudi,’ pungkas Redshaw.