Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, CALIFORNIA - Sejak kemunculannya yang menggemparkan para pengguna internet dunia, sejumlah perusahaan teknologi mulai berlomba mengadopsi kecanggihan fitur pintar yang dimiliki ChatGPT, tak terkecuali Spotify.
Lewat layanan barunya yang dinamai “DJ”, aplikasi streaming musik Spotify mencoba menghadirkan kecerdasan buatan (artificial intelligence atau AI) buatan perusahaan Sonantic yang dipadukan dengan fitur personalisasi yang selama ini menjadi "inti" dari layanan Spotify.
Dengan kombinasi tersebut fitur DJ besutan Spotify sukses berperan layaknya asisten personal yang dapat membuat daftar putar atau playlist berdasarkan selera musik yang sedang digandrungi atau musik terbaru yang sesuai selera pengguna.
Baca juga: Google Rilis Pesaing ChatGPT, Sundar Pichai Tuai Kritikan Pedas Netizen dan Mantan Karyawan
Uniknya lagu - lagu itu akan diputar secara otomatis. Pengguna bisa memberikan umpan balik dari daftar putar yang disajikan oleh layanan DJ. Apabila pengguna tidak menyukai lagu yang diputar, mereka bisa mengetuk tombol DJ untuk memperbarui playlist.
Tak hanya itu DJ juga dapat memberikan komentar lisan untuk trek dan artis yang pengguna sukai, seperti yang dikutip dari The Verge.
“AI DJ di saku Anda dapat mengenali selera musik Anda dengan sangat baik sehingga dapat memilih apa yang akan dimainkan untuk Anda." jelas Spotify lewat pengumuman yang dirilis pada Kamis (23/2/2023).
Hadirnya fitur berteknologi AI, di klaim Spotify sebagai bentuk dukungannya untuk para editor musik, pakar, penulis skrip, dan kurator data. Dengan begitu, mereka bisa meningkatkan wawasannya terkait industri permusikan.
Demam Chat GPT
Selain Spotify belakangan ini banyak perusahaan teknologi yang mencoba peruntungan dengan merilis aplikasi yang ditenagai oleh perangkat kecerdasan buatan.
Seperti Google yang meluncurkan mesin pencarian atau chatbot yang ditenagai teknologi artificial intelligence yang bernama Bard. Mirip seperti pesaingnya ChatGPT, layanan Bard dibuat dengan memanfaatkan data dari Google untuk mempermudah proses interaksi dengan pengguna.
Baca juga: Microsoft Bakal Balut Bing dengan Kecerdasan Buatan ChatGPT untuk Saingi Mesin Pencari Google
Namun dalam pembuatannya Brad mengusung banyak teknologi AI seri LaMDA (Language Model for Dialogue Applications). Kelebihan ini membuat aplikasi Bard diklaim lebih akurat dalam memberikan informasi terkait bentuk, tempat dan waktu.
"Bard berupaya menggabungkan luasnya pengetahuan dunia dengan kekuatan, kecerdasan, dan kreativitas dari large language models kami. (Alat) ini mengambil informasi dari web untuk menyediakan respons segar dan berkualitas tinggi," kata CEO Alphabet Sundar Pichai dalam postingan blog-nya.
Tak mau kalah dengan yang lainnya, Microsoft juga turut mengumumkan perilisan chatbot berbasis AI serupa ChatGPT yang dinamai Bing.
Baca juga: Microsoft Bakal Balut Bing dengan Kecerdasan Buatan ChatGPT untuk Saingi Mesin Pencari Google
Dalam pengumumannya Microsoft menjelaskan layanan Bing telah terintegrasi dengan teknologi GPT 3.5 buatan OpenAI, perusahaan pengembang ChatGPT.
Dengan kecanggihan ini, nantinya Bing akan berperan sebagai asisten untuk membantu pengguna menelusuri informasi atau memasukkan berbagai pertanyaan untuk mencari berbagai informasi yang diperlukan, mirip seperti ChatGPT.
Meski begitu Microsoft mengatakan bahwa model AI yang digunakan di Bing lebih canggih ketimbang ChatGPT, lantaran Bing diklaim bisa memberikan jawaban atau informasi terkini secara lebih detail.