Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, NEW DELHI – Foxconn kembali menginvestasikan dana senilai 200 dolar AS untuk mempercepat pembangunan pabrik earphone nirkabel di pabrik baru yang ada di cabang Telangana, India Selatan.
Informasi ini diketahui setelah dua orang kepercayaan Reuters membocorkan rencana ekspansi yang akan dilakukan Foxconn yang akan menggenjot produksi Airpod, guna mengalahkan para pesaingnya dari Taiwan seperti Wistron Corp dan Pegatron Corp yang telah memenangkan banyak pesanan produk earphone nirkabel dari Apple.
Tak dijelaskan berapa banyak produk Airpod yang akan dihasilkan Foxconn di pabrik India.
Pembangunan fasilitas manufaktur yang dilakukan Foxconn Interconnect Technology Ltd di Telangana akan dimulai pada paruh kedua tahun ini dan mulai berproduksi paling cepat pada akhir tahun 2024.
“Ekspansi dilakukan untuk memperkuat keterlibatan Foxconn dengan pihak Apple. Dengan begitu, kami lebih mungkin mendapatkan pesanan untuk produk baru mereka," kata orang yang mengetahui masalah tersebut.
Sebelum kesepakatan tersebut disahkan, para pejabat Foxconn selama beberapa bulan terakhir diketahui telah melakukan pembicaraan internal dengan pemerintah India terkait pembangunan pabrik perakitan produk AirPod. Meski margin keuntungan AirPod hanya menyumbang pendapatan yang relatif lebih rendah.
Namun ekspansi ini dilakukan agar Foxconn dapat mengurangi ketergantungan dengan pabrik di distrik Zhengzhou China.
Baca juga: Nvidia dan Foxconn Kembangkan Platform Kendaraan Otonom
Terlebih, selama setahun terakhir pabrik Foxconn China telah mengalami kemunduran produksi hingga mencatatkan penurunan laba, lantaran gagal menggenjot produksi ponsel iPhone 14 series selama tahun 2022.
Selama kuartal empat berlangsung mulai dari Oktober hingga Desember 2022, laba bersih pabrik Foxconn China hanya dapat membukukan keuntungan 1,31 miliar.
Baca juga: Foxconn Belum Kunjung Ground Breaking Pabrik Baterai Listrik, Bahlil: Kendala Waktu, Doakan Saja
Angka itu turun dari tahun sebelumnya dimana saat itu laba dipatok dikisaran 1,44 miliar dolar AS.
Khawatir tekanan ini akan semakin mendorong kerugian yang mendalam bagi perusahaan, membuat Foxconn ingin memindahkan sejumlah pabrik produksi ke wilayah yang memiliki tenaga kerja dengan upah yang lebih terjangkau, seperti India.