News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus QSnatch Beredar, Ancaman Pembobolan Data di Asia Pasifik Makin Nyata

Penulis: Hendra Gunawan
Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi pembobolan data. Lalu lintas Domain Name System (DNS) di asia Pasifik (APAC) dilaporkan telah mengancam bisnis dan pelanggan digital dan penyimpanan cloud.

Data Akamai menunjukkan hampir 60 persen perangkat yang terdampak di wilayah APAC terinfeksi Qsnatch - sebuah malware pencuri informasi yang mengincar perangkat NAS – pada tahun 2022, yang menjadikan wilayah ini berada di posisi kedua setelah Amerika Utara dalam hal jumlah infeksi. Karena sebagian besar pusat data berada di kawasan APAC, serta seiring meningkatnya popularitas perangkat NAS bagi segmen usaha kecil dan menengah, faktor-faktor ini kemungkinan besar akan meningkatkan jumlah infeksi secara keseluruhan.

“Sementara Asia Pasifik terus mempercepat evolusinya sebagai pusat transformasi ekonomi dan digital secara global, maka tidak mengherankan bahwa para kriminal terus mencari cara untuk menyerang perusahaan demi keuntungan finansial. Temuan terkini Akamai tidak hanya menyoroti serangan yang paling sering terjadi di setiap wilayah, namun juga bahwa serangan multi-platform telah menjadi sesuatu yang biasa pada bidang cyber modern di wilayah kita. Tingkat keberhasilan para penyerang meningkat ketika mereka bekerja sama atau menggabungkan berbagai alat dalam satu serangan. Infrastruktur C2 bersifat esensial dalam kesuksesan serangan tersebut, karena dapat digunakan untuk komunikasi serta memudahkan pengunduhan muatan dan malware tingkat lanjut untuk menyerang,” papar Reuben Koh, Direktur Teknologi Keamanan dan Strategi, APJ di Akamai dalan keterangannya.

“Setiap organisasi harus dapat mengatasi para penjahat karena dampak merugikan yang ditimbulkan oleh serangan di berbagai tahap bisnis mereka. Selain dampak berupa kerugian finansial secara langsung serta hilangnya kepercayaan pelanggan, terdapat pula biaya jangka panjang yang harus ditanggung untuk memperbaiki infrastruktur yang rusak, seperti biaya hukum, penggantian, dan pembersihan,” lanjutnya.

Jaringan rumah harus sangat mewaspadai Serangan DNS

Meskipun penyerang sering kali berfokus pada perusahaan karena nilainya yang lebih besar, para pemilik rumah pada umumnya merupakan sasaran yang lebih mudah dan cepat karena jaringan mereka tidak seaman perusahaan.

Para penyerang berusaha keras untuk membobol tidak hanya perangkat konvensional seperti komputer, namun juga ponsel dan perangkat Internet of Things.

Baca juga: FBI: Hacker Korea Utara Dalang Peretasan Perusahaan Kripto, Kerugian 100 Juta Dolar AS

Menurut data Akamai, wilayah APAC memiliki jumlah kueri tertinggi yang ditandai sehubungan dengan ancaman untuk jaringan rumah pada paruh kedua 2022. Nilainya dua kali lebih besar dibandingkan Amerika Utara – daerah kedua dengan kueri terbanyak yang ditandai.

Di wilayah APAC, terdapat lebih dari 350 juta kueri yang terkait dengan Pykspa, yaitu ancaman yang menyebar melalui Skype dengan cara mengirimkan tautan berbahaya ke kontak pengguna yang terdampak.

Kemampuan backdoor memungkinkan penyerang untuk terhubung ke sistem jarak jauh dan menjalankan perintah seperti mengunduh file, menghentikan proses, dan menyebarkannya melalui berbagai cara, termasuk drive yang dipetakan dan jaringan.

Kampanye phishing juga menargetkan berbagai perusahaan keuangan di wilayah APAC untuk memikat para korban phishing.

Penelitian Akamai menemukan bahwa lebih dari 40 persen kampanye phishing berfokus pada pelanggan layanan keuangan, yang merepresentasikan hampir 70% dari seluruh korban penipuan dan serangan yang terkait. Hal ini jelas menunjukkan bahwa serangan terhadap jasa keuangan dan pelanggannya telah menjadi sangat efektif pada tahun 2022.

“Selain konsekuensi individual yang dihadapi pemilik rumah karena berpotensi kehilangan semua data mereka saat jaringan mereka terganggu, hal yang jauh lebih membahayakan adalah saat perangkat mereka menjadi bagian dari botnet berskala besar, dengan para penyerang yang memobilisasi perangkat zombie untuk melakukan aktivitas kejahatan di dunia maya seperti spam bahkan serangan DDOS terhadap perusahaan tanpa sepengetahuan para pemilik perangkat,” kata Reuben Koh, Direktur Keamanan Teknologi dan Strategi, APJ di Akamai.

“Tidak heran bahwa serangan di wilayah kita semakin meningkat, mengingat lebih dari 1,2 miliar pengguna layanan internet mobile saat ini, dan pengeluaran IoT yang diperkirakan akan mencapai USD 436 miliar pada tahun 2026. Peningkatan penggunaan perangkat seluler dan pintar di wilayah ini berpotensi diimbangi peningkatan serangan demikian, sehingga para pengguna rumahan diharapkan waspada agar tidak menjadi korban serangan dunia maya,” lanjutnya.

Saran untuk pengguna rumahan dan bisnis

Berdasarkan analisis lanskap DNS, Akamai menyajikan panduan berikut ini bagi pengguna bisnis dan rumahan:

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini