Twitter mengalami masalah yang sama dengan para pengiklan, yang menyadari bahwa jumlah pemirsa di platform itu jauh lebih kecil dibandingkan dengan TikTok, Facebook, Instagram atau Snapchat.
Twitter harus meningkatkan pangsa iklan dan partisipasi organisasi media selama bertahun-tahun dengan membangun relasi.
Sedangkan Musk memecat hampir semua orang yang memiliki hubungan kunci tersebut.
Baca juga: Elon Musk PHK 6.000 Staf Twitter, Hanya Pertahankan 1.500 Karyawan
Dalam sebuah wawancara Twitter Spaces dengan BBC pada Selasa (11/4/2023), Musk mengatakan hanya ada 1.500 karyawan yang tersisa, turun dari sekitar 8.000 karyawan.
NPR adalah salah satu organisasi yang dulunya memiliki hubungan dekat dengan tim kemitraan Twitter dan melakukan uji coba versi awal produk.
"Sungguh membuat saya sedih melihat organisasi berita memikirkan apakah mereka akan tetap berada di platform ini," cuit Lara Cohen, yang dulunya mengelola kemitraan dan pemasaran Twitter.
"Ruang redaksi dan jurnalis selalu menjadi sumber kehidupan di tempat ini," ungkapnya.
Sebagai pengakuan atas pentingnya peran jurnalis, tim kemitraan memverifikasi akun para wartawan secara individual selama bertahun-tahun, dengan menambahkan tanda centang biru pada akun mereka.
Musk berencana menghapus tanda tersebut mulai 20 April, sehingga memberikan alasan lain bagi media untuk kabur dari Twitter.
Beberapa jurnalis juga berhenti menggunakan Twitter, setelah Musk melarang sementara beberapa akun wartawan pada musim gugur lalu.
Sementara yang lainnya ragu untuk meninggalkan kebiasaan sehari-hari mereka menggunakan platform itu dan pengikut yang dibangun selama bertahun-tahun.
Selain itu, tidak ada platform lain yang begitu terhubung dengan apa yang terjadi saat ini.
Meskipun para jurnalis bereksperimen dengan LinkedIn, Instagram, dan pemain baru seperti Substack Notes, belum ada alternatif lain yang bisa melepaskan diri dari Twitter.
Musk mengandalkan jurnalis Twitter untuk mempromosikan renungannya kepada audiens di luar Twitter.