Dia kemudian menjadi Presiden perempuan kedua Majelis Kesehatan Dunia dan bertugas di beberapa organisasi terkemuka.
Organisasi itu termasuk Komite Pakar Kesehatan Ibu dan Anak Organisasi Kesehatan Dunia, Komisi Pengembangan Masyarakat PBB di Negara-negara Afrika, dan Komisi Nasional Perempuan Indonesia.
Melansir laman indonesia.go.id, salah satu ide yang terus dikawalnya adalah mengembangkan RS Karantina Tanjung Priok menjadi RS Pusat Infeksi (RSPI) dengan teknologi terbaru, piranti mutakhir, serta sumber daya manusia yang mumpuni.
Tujuannya agar rumah sakit tersebut bisa menjadi tempat rujukan sekaligus lembaga pendidikan serta pelatihan.
Namun, menjelang RSPI itu dibangun, Prof Dr Sulianti Saroso wafat pada 1991.
Nama Prof Dr Sulianti Saroso pun disematkan sebagai nama resmi rumah sakit tersebut saat diresmikan pada 1995 di Jakarta.
(Tribunnews.com/Latifah)