Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pesatnya adopsi digital di masyarakat yang dipicu pandemi Covid ikut mendorong naiknya permintaan obat-obatan dan alat kesehatan melalui platform digital oleh masyarakat. Memesan obat dan alkes via online dinilai lebih praktis dan bebas ribet serta cepat.
Pengurus Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia DKI Jakarta Teddy Iman Soewahjo optimistis, gaya hidup era digital ini akan menjadikan bisnis industri farmasi khususnya apotek makin menguntungkan asalkan menyesuaikan diri terhadap kebutuhan masyarakat.
Kendati demikian Teddy menyadari bahwa di sisi lain pengelolaan sebuah apotek bukanlah perkara yang mudah.
Baca juga: 193 Aplikasi Android Mengandung Malware, Bisa Sedot Isi Rekening Pengguna
“Untuk memulai bisnis apotek, setiap pengusaha apotek akan dihadapi sejumlah tantangan mulai dari permodalan, proses perijinan, pengadaan barang, pengelolaan operasional dan pemasaran ataupun promosi dari apotek itu sendiri termasuk pencatatan stok barang,” beber Willy Jong yang juga adalah Pengurus G.P. Farmasi Indonesia DKI Jakarta, dalam keterangan tertulis yang dikutip Senin, 12 juni 2023.
Mendukung upaya mendorong digitalisasi di ekosistem kesehatan, startup PT Digital Pharma Andalan Indonesia memperkenalkan aplikasi OLIN – All in One Pharmacy Management System.
Januarto, Direktur PT Digital Pharma Andalan Indonesia menjelaskan, aplikasi ini akan menjadi solusi membantu pebisnis apotek dalam menyederhanakan proses operasional serta meningkatkan produktivitas.
Aplikasi ini dirancang agar pengelolaan apotek lebih efisien sesuai tagline “All-in-One Pharmacy Management System dan dilengkapi fitur-fitur yang dibutuhkan dalam pengelolaan apotek dan dirancang dengan tampilan antarmuka (interface) intuitif dan ramah pengguna.
Aplikasi OLIN juga menawarkan keuntungan kemudahan dalam pengelolaan apotek secara digital dari awal hingga akhir (end-to-end) melalui penyediaan kebutuhan pembelian produk dari distributor, penjualan kepada pelanggan, baik melalui saluran online maupun offline, pengelolaan tingkat persediaan (stok) secara efisien, sampai kepada proses laporan, dan evaluasi.
Untuk mendukung pengembangan aplikasi ini ke depan, OLIN juga bekerja sama dengan perusahaan distributor farmasi, PT Millenium Pharmacon International didukung 33 cabangnya di seluruh Indonesia
Aplikasi ini juga dapat menyesuaikan dengan kebutuhan masing-masing apotek, seperti menggunakan sistem infrastruktur yang telah dimiliki sebelumnya.
“Jadi, bagi apotek yang sudah lama berdiri, tidak perlu mengubah sistem dan infrastruktur apapun,” beber Januarto.
Aplikasi ini juga dirancang untuk bisa mengatasi problem yang kerap dialami di apotek karena membantu pengelolaan apotek sehingga menghemat waktu, mengurangi kesalahan input, meminimalkan risiko stok mati dan situasi kehabisan stok.
Pengurus G.P. Farmasi Indonesia DKI Jakarta Teddy Iman Soewahjo menyatakan mendukung penuh ataas kehadiran aplikaasi ini dan berharap seluruh apotek di Indonesia turut menggunakan OLIN untuk membantu proses pengelolaan apoteknya.
“Dengan semakin banyak sistem yang tersedia dalam aplikasi OLIN maka saya yakin aplikasi ini akan menguntungkan apotek, tidak hanya bagi masyarakat,” kata Teddy.