News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Metaverse Bisa Jadi Momentum Gen-Z Mengenal dan Bertukar Budaya

Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi. Metaverse dapat sebagai tempat maya yang dapat menjadi titik pertemuan antar budaya.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willy Widianto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Metaverse kini sedang digandrungi banyak orang.

Banyak event atau agenda yang digelar dengan menggabungkan dunia nyata dan dunia digital tersebut.

Posisi metaverse juga dinilai penting dalam konteks budaya.

Baca juga: Industri Ruang Virtual Boncos, Perusahaan Investasi AS Tutup Layanan ETF Metaverse

Secara tradisional, fokus utama metaverse adalah pada domain cryptocurrency dan seni generatif.

Namun sebagai wadah virtual yang berpotensi menjadi titik konvergensi budaya, metaverse juga berperan menyelenggarakan acara yang inklusif bagi semua penggunanya.

Salah satu yang dilakukan oleh Myriad.social di metaverse myriad.town saat menggelar perayaan HUT ke-496 DKI Jakarta.

“Acara ini membuktikan bahwa metaverse juga penting dari sisi budaya. Sementara ini banyak even fokus ke dunia cryptocurrency atau duna seni generatif, sedangkan metaverse, sebagai tempat maya yang dapat menjadi titik pertemuan antar budaya, juga memfasilitasi penyelenggaraan acara apapun untuk semua netizen,” ujar CEO Myriad.Social, Jean-Daniel Gauthier, Rabu(5/7/2023).

Kata Jean, acara terkait kebudayaan bisa diikuti oleh siapapun dari berbagai belahan dunia, cukup dengan laptop dengan spesifikasi terbatas atau melalui aplikasi mobile Reality Chain yang bisa diunduh di Google Playstore.

Sehingga budaya Indonesia lanjutnya bisa dikenal di seluruh dunia.

Pendiri G20 Orchestra, Ananda Sukarlan mengatakan acara metaverse bertema budaya sangat baik dan bagus karena bisa terhubung secara digital.

"Acara ini keren! Semua manusia di planet ini kini terhubung secara digital, di mana konsep seperti metaverse mulai relevan pada penggunaan di dunia nyata. Indonesia enggak boleh ketinggalan. Dalam skenario seperti itu, tidak sulit untuk membayangkan hasil transformatif apa yang dapat dibawa oleh jaringan dunia virtual yaitu metaverse ini ke sistem komunikasi serta kolaborasi kesenian global," kata Ananda Sukarlan.

Pengembangan solusi teknologi yang memungkinkan partisipasi yang mudah dan inklusif bagi pengguna dengan beragam tingkat aksesibilitas merupakan tantangan yang harus diatasi untuk memastikan adopsi yang luas dan keberlanjutan metaverse.

“Selain itu, penting juga untuk mengevaluasi manfaat nyata yang dihasilkan oleh metaverse. Keberhasilan metaverse tidak hanya bergantung pada kemampuan teknologi, tetapi juga pada manfaat yang dapat ditawarkan dalam konteks komunikasi, kolaborasi, dan pertukaran budaya. Dalam rangka memperkaya pengalaman pengguna, pengembang seperti Myriad.social perlu terus berinovasi dan menghadirkan acara dan diskusi yang memiliki dampak positif dan bernilai,” sambung Jean Danny Gauthier.

Menurutnya, pendekatan yang holistik dan berfokus pada aspek budaya, inklusivitas, dan manfaat nyata, membuat metaverse berpotensi untuk mengubah paradigma komunikasi dan kolaborasi di era digital.

Dengan terhubungnya manusia secara virtual melalui metaverse, terbuka peluang baru untuk pertukaran budaya dan pengalaman lintas batas yang sebelumnya sulit dicapai secara fisik.

"Inilah momentum yang menarik bagi generasi Z dan seluruh masyarakat global untuk mengeksplorasi potensi metaverse dalam menciptakan hubungan antarbudaya yang mendalam dan bermanfaat,” tutup Danny, panggilan akrabnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini