TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Paylater atau layanan menunda pembayaran atau berutang yang wajib dilunasi di kemudian hari kini menjadi pilihan masyarakat, terutama Gen Z dan Milenial, dalam memenuhi kebutuhan mereka.
Bahkan ketimbang meminjam kepada orang lain, sebagian besar Gen Z dan Milenial lebih memilih menggunakan paylater.
Hal itu setidaknya tercermin dalam survei bertajuk "Persepsi dan Motif Penggunaan paylater pada Gen Z dan Milenial" yang dirilis oleh Katadata Insight Center (KIC) bekerja sama dengan OVO Finansial.
Dalam survei tersebut, terungkap bahwa sebanyak 59 persen responden menyatakan paylater membantu mereka mengatur cash flow.
Laporan ini menggarisbawahi bahwa Gen Z dan Milenial mengandalkan paylater untuk mengatur keuangan.
Riset KIC bersama OVO Finansial ini melibatkan 2.153 responden pengguna paylater berusia 21–42 tahun dari 10 kota terpilih di Indonesia.
Data dikumpulkan pada pertengahan tahun 2024 menggunakan metode purposive sampling.
Baca juga: Tren Paylater Meningkat, Gen Z dan Milenial Rentan Terjebak Gaya Hidup Konsumtif
“Paylater dianggap membantu untuk mengalokasikan dan mencatat pengeluaran mereka setiap bulan,” kata Direktur Riset KIC Gundy Cahyadi, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (19/12/2024).
Laporan yang sama menunjukkan 48 persen responden menggunakan paylater untuk kebutuhan rutin, termasuk kebutuhan rumah tangga.
Selain itu, paylater mendapatkan respons positif, di mana 2 dari 3 pengguna merasa nyaman menggunakan layanan ini serta menganggapnya bermanfaat dan positif.
Secara terperinci, paylater dianggap bermanfaat karena proses aplikasi yang sederhana dan cepat (63,1 persen), penyedia layanan diawasi Otoritas Jasa Keuangan (61,4 persen), serta bisa dipakai untuk berbagai kebutuhan (52,2 persen).
Survei KIC turut mengungkap paylater saat ini telah menjadi alternatif pembiayaan bagi Gen Z dan Milenial, terutama jika kondisi keuangan sedang mendesak.
Sebagai gambaran, saat ini sekitar 51,9 persen responden mengaku memiliki keterbatasan dalam urusan keuangan.
Di saat yang sama, sebanyak 48,1 persen responden menyatakan keuangannya sehat.
Secara mendetail, KIC lewat surveinya melakukan perbandingan ke mana pengguna paylater mencari pendanaan dalam kondisi mendesak, terutama pada era sebelum dan sesudah pembiayaan online.