TRIBUNNEWS.COM -- Gara-gara terjadi pemadaman nasional pada operator telekomunikasi Optus, hampir dari setengah warga Australia tak bisa menelepon dan main internet.
Pemadaman tersebut terjadi pada Rabu (8/11/2023) pagi sekitar pukul 04.00 waktu setempat.
Optus yang menjadi operator telekomunikasi terbesar kedua di negeri kanguru tersebut memiliki sebanyak 10 juta lebih pelanggan, sementara warga Australia berjumlah sekitar 25,6 juta orang.
Gara-gara kejadian tersebut, sistem pembayaran dan operasi online lumpuh serta mengganggu layanan kereta api pada jam sibuk pagi hari di kota-kota termasuk Melbourne.
Baca juga: FM Venusiana R, Srikandi Telko Papua Raih International Dedication Award 2023
Pemerintah Australia mengatakan telepon seluler, telepon rumah, dan internet broadband semuanya terkena dampaknya.
CEO Optus Kelly Bayer Rosmarin mengesampingkan serangan dunia maya tetapi dalam sebuah wawancara di Radio ABC tidak memberikan alasan atas pemadaman selama berjam-jam tersebut.
“Sangat kecil kemungkinannya [bahwa masalah dimulai pada perangkat lunak di jaringan Optus], sistem kami sebenarnya sangat stabil. Ini adalah kejadian yang sangat, sangat jarang terjadi,” katanya dikutip dari The Agencies.
“Kami bekerja sangat keras untuk menjalankannya secepat mungkin.”
Akibat pemadaman tersebut, puluhan rumah sakit tidak dapat menerima panggilan telepon dan tidak dapat melakukan panggilan darurat dari telepon rumah di jaringan Optus.
Hotline di negara bagian New South Wales mengatakan pihaknya juga terkena dampaknya.
Sekitar enam jam setelah gangguan dimulai, Optus mengatakan beberapa layanan sudah mulai pulih tetapi akan memerlukan beberapa waktu sebelum jaringan sepenuhnya aktif dan berjalan.
Serikat Pekerja Komunikasi Australia mengatakan pemadaman listrik tersebut adalah “benar-benar aib”, dan menunjukkan bahwa hal tersebut terkait dengan hilangnya pekerjaan baru-baru ini di perusahaan tersebut, yang merupakan salah satu unit dari Singapore Telecommunications.
Peneliti Royal Melbourne Institute of Technology Mark Gregory mengatakan insiden tersebut menunjukkan adanya masalah mendasar dalam jaringan komunikasi Australia.
“Satu titik kegagalan terkait pemadaman listrik sudah terlalu sering terjadi selama beberapa dekade terakhir dan inilah saatnya pemerintah mengambil tindakan untuk memaksa industri telekomunikasi membangun redundansi ke dalam jaringan dan sistem,” katanya kepada kantor berita AFP.
Pemadaman ini terjadi lebih dari setahun setelah lebih dari 9 juta pelanggan Optus data pribadinya dicuri selama serangan dunia maya.